Kisah nyata sang sekretaris, sang istri, wanita karir yang hidup terpisah dengan suaminya bekerja di Biak.
Namaku
Ira Zaskia 28 tahun, teman-teman memanggilku Ira, aku tinggal di
kawasan Bumi Serpong Damai Aku bekerja sebagai Sekretaris di suatu
Perusaan Konstruksi di kawasan Cilincing. Mas Bayu, suamiku 37 tahun
seorang konsultan mining di Biak Papua. Aku masukkan mobil Jazz merah
kesayanganku ke garasi. Aku segera merebahkan diriku yang letih di sofa
ruang keluarga sejenak. Dan sebentar lagi aku akan menjemput Tasya,
anakku 18 bulan yang kutitipkan di mertuaku karena kebetulan baby
sitterku lagi pulang kampung. Akupun seolah tak sabar menyambut Sabtu
esok kala Mas Bayu akan pulang untuk cuti langkanya 1 minggu dari
pekerjaannya di Biak, Papua. Aku juga sangat percaya dengan suamiku
apalagi selama ini aku tidak pernah mendengar suara miring tentang
suamiku. Yah.... santai dulu deh sejenak, paling sebentar lagi aku
menjem put anakku Tasya, mengajaknya jalan dengan Anne sahabatku dan
anaknya dan kita bercengkerama dengannya dan melupakan bahwa saat ini
hasratku sedang memuncak, maklum seminggu lagi aku menstruasi biasalah
kalo menjelang menstruasi aku kepingin sekali. Payudaraku terasa keras
dan kalau tersenggol atau dipegang apalagi di pilin-pilin rasanya wah,
enak sekali, nikmat. Tadi siang waktu di kantor aku sudah memba yangkan
ML dengan suamiku besok malam
Waktu
menunjukkan pukul 18.45, dengan malas malasan aku akhirnya kekamar
mandi, membersihkan diri. Sembari mandi akupun bermasturbasi.Kuremas
remas dan dan kupilin pilin payudaraku sendiri, kugesek gesek vaginaku
sambil sesekali kumasukan jari ke vaginaku. Kukocok kocok jariku ke
vaginaku, makin lama semakin kencang, sampai puas. Enak juga swalayan,
aku merasa agak rileks walaupun belum plong tapi lumayanlah. Sehabis
mandi. Kukenakan tank top dan rok pendek sambil bersiap-siap menjemput
Tasya. Aku duduk santai di sofa ruang keluarga, kupencet pencet remote
TV mencari program yang menarik untuk acara prime time jam 19.00 tapi
aku tidak mendapatkannya, sekilas kulihat sinetron Indonesia yang
memperlihatkan Shireen Sungkar sedang mengalami penculikan, lalu aku
memakai sepatu higheel putih pemberian suamiku yang ada ban yang seperti
mengitari pergelangan kakiku lalu aku mencari kunci mobil dan tiba
tiba,
"mmmppphhhhh........mmmppphhhh.........." ada yang membekap mulutku dari belakang.
"mmmppphhhhh........mmmppphhhh.........."
suara Shireen Sungkar di televisi seolah menimpali suaraku. Seketika
aku memberontak sekuat tenaga dan berusaha berteriak bahkan tangan yang
menutup mulutku sempat aku gigit. Orang yang berusaha menyekapku
tampaknya kesulitan menghadapiku seketika dia mengeluarkan senjata tajam
dari balik bajunya dia tempelkan senjata itu di leherku sembari
mengancam membentak.
"Diam,..!
Diam atau aku tusuk kamu,... Mau !!??" Rasa dingin dari ujung
senjata itu dan ancamannya seketika menyurut kan hatiku, aku sangat
takut sekali waktu itu. Keadaan tersebut segera di manfaatkan orang itu
secepat kilat tubuhku ditelungkupkan, kedua tanganku ditelikung
kebelakang dan "ugh....!" dengan cepat tanganku sudah terikat erat
dengan tali nylon kelihatannya sudah disiapkan. Sempat kulihat orang
itu, memadamkan televisi, bertubuh kekar tapi seluruh kepalanya tertutup
kain masker seperti yang dipakai polisi anti teror, dia juga memakai
kacamata hitam praktis aku sama sekali tidak bisa mengenalinya.
Kejadiannya berlang sung sekejap mata dia terus menghunus pisaunya
keleherku sambil terus mengancam,
"Kalau
kamu menurut, kamu selamat! Tidak aku apa-apain, tapi kalau kamu teriak
pisau ini akan mengoyakkan tubuh sexy mu, juga si Anne,... sebentar
lagi menyusul menemanimu (dia menyebut nama sahabatku juga alamat
nya)!!" mendengar itu tubuhku tambah lemas, tak berdaya.
"Iii...iya...iya....!!
sahutku gemetar dengan tangan yang sudah terikat kebelakang. Orang
itu mengambil sesu atu dari saku celananya tampaknya kain. Segera dia
tekan kedua pipiku supaya mulutku terbuka dijejalkan kain tsb kemulutku
lalu dengan cekatan dia menyumpal mulutku dengan kain lainnya diikatkan
kain tsb kebe lakang leherku kencang sekali. Aku kesakitan, tapi dia
tidak peduli tampaknya.
"mmmppphhhhh........mmmppphhhh....
......MMMPPPHHHH....!!! suaraku tertahan. Aku semakin tak berdaya rasa
takut turut membelenguku hingga aku menangis. Mataku ditutupnya dengan
kain kemudian kurasakan leherku dipasangi sesuatu kurasakan seperti
ban/sabuk.entah apa pula maksudnya.
Oh...!
ternyata dia mengaitkan sesuatu antara tali yang mengikat tanganku
dengan sabuk di leherku sehing ga kedua tanganku yang sudah terikat tak
berdaya ke belakang tertarik keatas.
Dadakupun
membusung tegak karena kalaulah aku membungkuk sedikit aja sabuk yang
melingkar di leherku terasa mencekikku. Aku sekarang benar benar tak
bisa apa2, aku takut sekali entah apa yang akan dilakukan nya kemudian.
Orang itu kembali mengeluarkan kata kata ancaman..
"Keselamatan
nyawamu ada padaku, dan tergantung sekali dengan sikap kamu untuk
bekerja sama, tapi nanti jika Mas Bayumu pulang dan sanggup menebusmu
dengan uang yang kami perlukan, kamu akan baik-baik saja!"
"Ayo,..
kamu akan kubawa pergi" Aku merasa kakiku diikat erat erat, kemudian
membopongku di pundaknya kurasakan dia membuka pintu mobilku, aku
didorongnya masuk
"BERBARING !!" bentaknya
"DIBAWAH......."
Aku
terbaring telungkup di bawah, terjepit diantara jok. Aku rasa ada kain
yang menutupi tubuhku. Mobil melaju kencang sampai cukup lama aku tidak
tahu akan dibawa kemana. Mataku tertutup, mulutku tersumpal, tangan
kakiku terikat lengkap sudah penderitaanku dan ketidak berdayaanku juga
terbaring di lantai mobilku sendiri. Perasaan takut, marah, sedih semua
bercampur jadi satu apalagi selama perjalanan orang itu terus
mengeluarkan kata kata ancaman, aku rasa aku ini diculik !
Mobil
akhirnya berhenti entah dimana. Orang itu membuka pintu dan turun
sementara mesin tetap menyala kelihatannya dia mengisi bensin. Aku
teringat bahwa aku akan sekalian mengisi bensin ketika menjemput
Tasya,.. dan ketakutankupun semakin menjadi jadi. Tak lama kemudian
orang itu kembali masuk mobil dan menjalankannya lagi. Kemudian mobil
berhenti, aku dibopong keluar mobil cara menarikku keluarpun lebih
lembut, berbeda dengan waktu aku dimasukan mobil tadi aku didorong kasar
aku merasakan orang yang berbeda. Seketika udara dingin menyergap
tubuhku yang hanya berbalut tank top tipis udara pegunungan, aku bisa
pastikan aku di daerah pegunungan. Aku dibopongnya kesebuah
ruangan/rumah aku tidak tahu, hanya saja udara lebih hangat sekarang.
Dalam keadaan tubuhku terikat erat, aku direbahkan di kasur kurasakan
orang itu pergi keluar.
"Akan
kulepaskan sumpal mulutmu tapi ingat percuma kamu teriak karena tidak
ada yang akan dengar. Juga kamu harus nurut atau kamu dan keluargamu
menderita......!!" kata orang itu,tak lama setelah kurasakan
kehadirannya. Aku mengangguk dan berharap sumpal di mulutku segera
dilepasnya karena mulutku rasanya sakit sekali ikatan sumpal itu terlalu
kencang, mulutku terasa mau robek. Setelah melepas sumpal mulutku
kurasakan orang itu keluar ruangan. Hanya sumpal mulutku yang
dilepasnya mataku tetap tertutup. Ketika aku merasakan ada orang
disekitarku,
"Mas,
boleh kan aku ke toilet, mau pipis nih....!" aku pikir aku akan
dilepaskan, namun kemudian kurasakan tubuhku dibopongnya ke kamar mandi
yang tampaknya ada diruangan ini juga. Celana dalamku diplorotkan nya
sampai lutut aku didudukan di kloset, tali yang mengikat pergelangan
kakikupun dilepaskannya. Setelah selesai, aku dicebokin Gila! rasanya
risih sekali apalagi waktu cebokin seperti juga sengaja yang diraba
raba vaginaku. Aku mulai merasakan sakit pada tanganku yang ditelikung
dan terikat erat ke belakang pegal, kaku dan sedikit mati rasa.
"Mas, lepasin dong ,..... sakiiitt...!!" keluhku tapi tidak ada suara tanggapan sama sekali.
Aku
dibimbing supaya aku berlutut bertumpu lututku diganjal sesuatu
sepertinya bantal baik juga orang ini pikirku dalam hati. Entah
maksudnya apa aku disuruh berlutut. Kemudian kurasakan ada sesuatu
benda yang berusaha dimasukkan ke mulutku. Oh, ternyata itu adalah
Penis !!
Orang
itu menghendakiku supaya aku mengoral penisnya. Seketika aku menolak
dan memberontak tapi orang itu terus memaksaku dan penisnya terus
dijejalkan ke mulutku. Aku teringat ancamannya, aku kembali takut dengan
sangat terpaksa aku turuti kemauannya sambil mengulum penisnya, aku
berlinangan air mata kurasakan penutup mataku basah. Aku merasa tidak
asing dengan penis orang itu aroma maupun size-nya seperti sudah biasa
kunikmati. Benar benar tidak asing. "Oh Mas Bayu,.....!" aku teringat
suamiku,"Ampuni aku Maas, aku dipaksa...."
Aku
terpaksa terus mengulumnya mau muntah rasanya. Aku mengulum diujungnya
saja, aku jijik! Dia bukan suamiku. Tampaknya orang itu tidak puas kalo
aku mengulum penisnya di ujung aja dipegangnya kepalaku kemudian
ditancapkan dalam dalam penisnya masuk ke mulutku sampai rasanya
menyentuh tenggorokan, aku berulang kali tersedak dan mau muntah tapi
tidak diperdulikannya. Keluar suara mendesis-desis dari mulutnya
tampaknya orang itu keenakan tapi tak keluar satu patah katapun dari
mulutnya. Orang itu semakin lama semakin kencang memaju mundurkan
kepalaku sampai suatu saat dibenamkan penisnya dalam dalam ke mulutku
dan kurasakan meyembur kan cairan sperma masuk dalam kemulutku. Segera
aku berusaha menarik mulutku tapi orang itu justru semakin menekan
kepalaku. Penisnya terbenam lama dimulutku, spermanya berusaha aku
keluarkan bersama air liurku walaupun sebagian ada yang tertelan. Asin!
Rasanya sangat jijik aku dibuatnya aku telah diperbudaknya. Ditariknya
penis itu dari mulutku dia mengoles-oleskan ujung penisnya ke pipiku.
Seketika pipiku berlepotan sisa2 spermanya. Bau spermapun menyergap
hidungku amis! seperti bau putih telur.
"Hoek....hoek....hoek.....!!" ingin muntah rasanya. Bau amis sperma menusuk hidungku.
Aku
dibiarkan terkulai lemas di lantai, tanganku yang terikat erat mulai
terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lenganku terasa kaku dan
mati rasa.
Cukup
lama kemudian kurasakan ada yang menggamit lenganku. Aku dibimbingnya
berdiri, lalu aku dibopong dan dilemparkan ke kasur/ranjang. Kakiku di
pentang lebar kemudian kurasakan ada yang meng ikat kedua pergelangan
kakiku. Oh apa lagi yang akan dilakukan orang yang menculikku itu.
Penculikku mulai melepas tali rafia yang melilit mengikat kedua
tanganku, ternyata orang tersebut hanya bermaksud merubah posisi
ikatanku aja karena kurasakan kedua tanganku dipentangnya lebar lebar
dan pergelangan tanganku kembali terikat. Ganti tali rupanya, sakit di
kedua lenganku berkurang karena sekarang lenganku lurus terpentang
walaupun masih terikat kuat. Jadi sekarang aku terbaring telentang di
ranjang tangan dan kakiku terpentang lebar dan terikat tak berdaya,
mataku masih tetap ditutup kain
"Maaas,......
lepasin dong ,...... saakkiiitt....!"aku memohon belas kasihan
penculikku supaya aku dilepaskan dan tidak di apa-apakan tapi
permohonanku tidak mendapat tanggapan sama sekali, tidak ada sepatah
katapun yang terucap dari orang itu. Setelah pikir-pikir memang sia-sia
permintaanku, mana ada penculikan yang tidak mengikat orang yang
diculiknya yach...!? Bahkan sebaliknya mulutku malah disumpal kain tapi
cara menyumpal yang berbeda. Sekarang ini hanya kain yang dililitkan.
menyumpal mulutku dan diikatkan cukup erat ke belakang leherku walaupun
tidak seerat yang pertama tadi dan tidak ada kain yang dijejalkan ke
dalam mulutku. Tapi sumpalan itu sudah sangat cukup menghalangi
kata-kata yang keluar dari mulutku. Selanjutnya kurasakan ada tangan
yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah
klitorisku semen tara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku.
Seketika aku meng-gelinjang gelinjang dan meronta-ron ta, keluar suara
suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan
aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus
bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai cela na dalam. Tak
sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah,
takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya
aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh
bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluan ku.
Tampaknya orang yang menculikku tahu kalau aku mulai terangsang,
selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku
di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli
dan nikmat. Rasanya sudah lama aku tidak merasakan kenikmatan ini.
"Mhh....mmgghh.........mmmmmhhhhh..........mmmmppphhhhh......."
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
"mmmmppphhhhhhhh............eemmhhh.......emmpphhh.........mmmmppphhhh...."
Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot.
"wow enak sekali........!" batinku
Kurasakan
ada jari tangan di masukan ke lubang vaginaku mencari G-Spot.Klitorisku
terus dikulum dan di sedot sedot sementara dua jari tangannya
digerakkan keluar masuk liang vaginaku.
"mh.....mh..........mmphh.........mh........mh........
mmmmppphhhh....!!" keluar suara dari mulutku yang tersumpal. Aku
semakin menggelinjang hebat, kedua tanganku menarik narik keras tali
pengikatnya, meronta dan merasakan betapa tidak berdayanya aku.
Tangannya juga sesekali menyelusup dibalik Bra-ku, meremas payudaraku dan memilin milin payudaraku bergantian kanan-kiri
"eemmpphh.......mmpphhh.............mmmmppphhhhh....!!"
Kemudian
orang itu menciumi mulutku yang tersumpal. Juga samar samar kuendus
bau parfum yang sangat harum. Tiba tiba orang itu menghentikan aksinya.
Dalam hati aku sedikit kecewa bercampur lega kecewa aku belum mencapai
klimaks, lega karena aku tidak dipermainkan dan dilecehkan terus
menerus. Tapi ternyata penculikku berusaha merubah posisi ikatanku aja.
Posisiku di rubahnya sedemikian rupa sehingga sekarang posisiku
telungkup di ranjang. Tanganku terikat terpentang lebar. kedua kakiku
menapak lantai dan juga terikat terpentang lebar mulutku tetap disumpal,
mataku masih ditutup. Kurasakan ada tangan yang menyingkap celana
dalamku dan penisnya menusuk liang vaginaku dari belakang. Tampaknya
penculikku dalam posisi berdiri dan menyetubuhiku dari belakang.
Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku, kocokan yang
berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan
lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga
dislusupkan ke balik braku Tangannya meremas lembut kedua payudaraku,
sesekali juga memilin milin putingku. Mulutku semakin bersuara tak
karuan pantatku juga tanpa sadar berusaha ku-putar putar mengikuti irama
kocokannya. Kutarik kencang tali yang mengikat kedua tanganku, tubuhku
mulai menegang. kain yang menyumpal mulutku kugigit keras keras
tampaknya aku mau mencapai orgasme. Kocokan penis di vaginaku sampai
menimbulkan bunyi....plup...plup...plup....pertanda liang vaginaku basah
kuyup.
"
eeeemmmmmpppphhhhhh.............!!" sampai akhirnya aku melenguh
panjang, aku telah mencapai klimaks orgasme setelah hampir 2 tahun aku
tidak pernah mengalaminya akibat ditinggal kerja sangat jauh dan
terpaksa mengalaminya dalam keadaan diperkosa. Hampir bersamaan
penculikku mengeluarkan suara desisan panjang dan kurasakan ada cairan
hangat menyemprot ke liang vaginaku. Penculiikku telah menca pai
ejakulasi rupanya. Sumpal mulutku ditarik ke leherku sehingga sekarang
mulutku bebas tapi mulutku langsung di jejali penisnya yang baru saja
dibuat ngocok vaginaku. Kurasakan sisa sisa sperma dimulutku, sperma
kedua tidak sebanyak dan sekental yang pertama tadi. Penculikku
tampaknya menghen daki aku mengulum dan menjilati penisnya sampai bersih
dari sisa sperma dan cairan vaginaku persis dengan yang sering
dilakukan oleh suamiku selama ini. Dalam hati aku semakin curiga dan
bertanya tanya. Selang beberapa saat, kurasakan ada yang mengelap
wajah dan mulutku dengan lap dan air hangat. Daerah kemalu ankupun di
lap dan dibersihkan dengan air hangat. Celana dalamku juga dirapikan.
Klitoris & vaginaku terasa 'ngilu' ketika tersentuh lap. Lingerie
yang membalut tubuhku juga dirapikannya tali lingerie yang melorot ke
lenganku kembali di naikkan ke bahu. Bra juga dirapikan dan dikembalikan
ke posisi semula. Penculik kembali merubah posisi ikatanku. Tanganku
kembali diikat ke belakang hanya saja sekarang tanganku di luruskan,
tidak ditelikung 90' menyiku seperti yang pertama tadi. Cukup nyaman
mengurangi pegal di tanganku. Tetap ada tali yang disambung antara tali
di pergelangan tangan dan tengkuk. Penculikku rupanya menjaga supaya aku
tidak bisa memindahkan tanganku ke depan lewat kaki. Mataku masih
ditutup kain tapi sumpal di mulutku sudah dibuka,
"Maas,...
lepasin dong mas,... sakiiitt....!" aku manfaatkan untuk memohon belas
kasihannya supaya aku dibebaskan walaupun pada kenyataannya tidak
ditanggapi sama sekali. Lenganku digamit & aku dibimbing berjalan
aku merasa keluar ruangan karena ada suara pintu dibuka tutup. Aku
merasakan dibawa ke suatu ruangan lain, aku didudukan dilantai kemudian
kedua kakiku yang masih bersepatu sedari tadi diikatkannya menjadi satu
lalu aku merasa ditinggal sendiri. Sebentar saja penculikku datang
lagi, penutup mataku dibuka. Aku mengerjapkan mata sebentar menyesuaikan
Aku lihat sosok orang yang menculikku, sama seperti adanya mengenakan
masker atau penutup kepala dan kacamata hitam, sama sekali kau tidak
mengenalinya. Tetapi yang membuatku lebih terkejut...
Astaga!
ternyata ada wanita lain diruangan ini. Keadaanya kurang lebih sama
denganku memakai baju bermodel kerah shanghai berwarna biru, sama sama
tangannya terikat erat kebelakang terduduk di sebuah kursi. Hanya saja
cewek itu matanya masih di tutup dan mulutnya juga tersumpal ball gag.
Kemudian aku diletakkannya di lantai. Penerangan juga temaram, lampu
bohlam 5 watt di dinding terpampang jam dinding, waktu menunjukkan pukul
2.25 dini hari. Pintu tertutup & di kunci. Kuperhatikan lebih
seksama cewek di depanku kira kami seumuran tubuhnya juga langsing,
rambut yang panjang sepunggung, kulit putih bersih terawat memakai
lingerie warna merah transparant & stocking warna senada bersepatu
putih. Sayang, wajahnya kurang jelas karena matanya ditutup mulutnya
juga tersumpal Ball Gag ada air liur keluar dan menetes dari sela sela
mulutnya, namun sepertinya aku mengenal cewek itu. Cewek itu diam aja
sama sekali terlihat lemas tidak meronta tampak tubuhnya kelelahan
sekali wajahnya tertunduk dalam. Kuamati lebih teliti dan astaga! ada
bilur2 biru bekas pukulan seperti pukulan rotan di pangkal pahanya yang
mulus. Kasihan sekali, pasti sakit sekali, perih.
"Mbak,.....!? kucoba mengajaknya bicara,cewek itu mendongak sebentar,
"mmmppphhhh......
mmmppphhhh..... mmmppphhhhh! mengeluarkan kata kata yang tidak jelas
namun seolah ingin menyatakan sesuatu, sambil meronta-ronta karena
mulutnya tersumpal kemudian kembali tertunduk. Percuma saja bicara
padanya. Aku merasa sangat lelah sekali, kejamnya penculikku itu
setelah puas menikmati tubuh kami, masih juga menyiksa kami dengan cara
yang lain lagi. Sudah dari awal cewek yang dihadapanku cuma tertunduk,
tidak ada gerakan yang berarti. Sebaliknya aku kadang meronta berusaha
melepaskan ikatan yang melilit di pergelangan tanganku tapi akhirnya
aku merasa percuma saja, sia sia. Aku merenungkan kejadian demi kejadian
dari awal penculik anku, aku berkesimpulan penculik masuk rumahku
sebelum aku pulang, bisa jadi penculik itu sudah menung gu kedatanganku.
Aku harus berpikir cepat dan memutuskan apapun resikonya. Aku tidak
mau menjadi bulan bulanan penculikku dan menjadi tawanan terus menerus.
Penculikku tadi sudah merasakan tubuhku, entah apa yang akan di
lakukannya lagi ? Ketika jam dinding menunjukkan pukul 4 dini hari, aku
yang tertidur terkantuk-kantuk terbangun oleh suara di ruangan itu, aku
melihat tali yang tersambung dengan leher kami dan teralis dilepas, aku
melihat cewek sesama tawanan, dibopong keluar oleh seseorang.
Penculikku kembali menutup mataku dengan kain hitam, dan menyumpal
mulutku dengan kain lalu dibungkamnya dengan lakban erat-erat, dalam
ketidak berdayaanku aku merasa tubuhku terangkat, akupun dibopong
keluar. Lalu aku merasakan tubuhku terduduk di jok mobil,
"mmmpphhhh.....
mmmpphhhh........!" aku rasakan cewek sesama tawanan itu ada disisiku,
kuketahui melalui suara itu. Kemudian kurasakan mobil bergerak, entah
kemana lagi kami akan dibawa pergi ? Lama sekali perjalanan itu kurasa,
hingga akhirnya mobil itu berhenti di suatu tempat, akupun dibopongnya
masuk, kedalam sebuah ruangan, lalu aku rasakan tubuhku diikatkan erat
ke sebuah tiang,... lalu penutup kedua mataku dilepas,aku memejamkan
mataku menyesuaikan dengan cahaya ruangan yang cukup terang,.... setelah
mataku dapat melihat dengan sempurna, terkejutlah aku.. oh ternyata
cewek sesama tawanan itu aku kenal,.. dialah Anne sahabatku. Anne
sedang terikat erat di sebuah kursi, penculik telah membuktikan
ancamannya padaku; dia juga menculik Anne!
"mmmmppphhhh.......! mmmmppphhhh.......!!!" seru Anne ketika mengetahui aku jadi tawanan juga.
"mmmmppphhhh.......! mmmmppphhhh.......!!!" sahutku tak kalah terkejut dengan keadaannya.
Anne
terlihat sangat sexy dengan pakaiannya, berblus model kerah shanghai
warna biru muda dipadukan dengan rok selutut berwarna abu-abu, bersepatu
hitam mengkilat yang ada tali yang seolah menghubungkan kedua mata
kakinya. Anne berambut panjang fisiknya lebih muda dari umurnya lalu aku
lihat tali-tali yang mengikat Anne ke kursi dilepaskan kemudian Anne
dibopong ke tempat tidur yang ada di ruangan itu. Kulihat kaki Anne di
pentang lebar kemudian kemudian diiikat ke kaki tempat tidur besi itu.
Jadi sekarang Anne terlihat terbaring telentang di ranjang dengan
tangan tetap terikat erat dipunggung dan kakinya yang juga masih
bersepatu terpentang lebar dan terikat tak berdaya, mulutnya disumpal
dan matanyapun ditutup kain.
"mmmmppphhhh.......!
mmmmppphhhh.......!!!" seruku berusaha mengalihkan perhatian penculik
dan mencegah Anne menjadi korban perkosaan juga, selanjutnya aku tidak
tahu apa-apa karena mataku ditutup. Penculik lalu melepaskan aku dari
tiang dan membopong ku menjauh dari suara-suara Anne yang terdengar
sedang meronta-ronta karena diperkosa. Kembali aku dibaringkan di sebuah
tempat tidur, dengan keadaaan yang tidak jauh berbeda, hanya sumpalan
di mulutku yang dilepaskan. Aku terbaring pasrah, seperti menung gu apa
lagi yang akan diperbuat penculikku kepadaku. Lama rasanya aku dibiarkan
terbaring telanjang di sini, sayup-sayup diluar sana terdengar suara
adzan menandakan hari sudah subuh, aku masih terkapar tak berda ya tak
berpakaian disini. Rupanya Penculik masih sibuk memperkosa Anne, karena
sayup-sayup dari ruangan sana terdengar suara "mmmmppphhhh.......!
uugghhh..... mmmmppphhhh.......!!!"
"Anne,......!"
batinku. Tak lama aku merasa mulut dan hidungku dibekap saputangan, dan
tercium bau asing yang melemahkan syaraf itu dan aku tak sadarkan diri.
Aku
tersadarkan diri, dalam keadaan masih terikat terlentang di tempat
tidur, si Penculik dengan murah hati memakaikan celana dalam padaku,
mungkin selama ku tak sadarkan diri, dia melepas ikatanku di kaki
kemudian memakaikan celana dalamku, namun kini aku terikat erat lagi.
Mataku tidak ditutupnya namun mulutku di sumpal lakban. Aku masih
telanjang, hanya celana dalam saja yang dipakaikan padaku. Aku tidak
melihat Anne sahabatku, dimanakah dia disekap ?
Waktu
terlihat menunjukkan pukul 15.30 sore, tak terasa lapar menyerangku,
penculik itu datang, mengena kan penutup kepala dan berkaca-mata hitam,
dengan tubuhnya yang tinggi besar dan kekar. Datang dengan membawa
sepiring nasi goreng, "CREETTT...!!" lakban yang menyumpal mulutkupun
dilepas
"Mas,......
lepaskan aku, maas..... saaakiiittt....! Mas khan sudah puas
memperkosaku, apalagi yang mas mau dariku? Uang tebusan...? Mana
mungkin, suamiku cuma seorang karyawan, kami hidup seadanya kog.....!"
aku mengiba sambil memohon, namun dia tidak menanggapi apapun, sambil
aku disuapinya sesendok penuh. Usai makan, mulutku yang masih mengunyah
langsung dilakbannya dan aku ditinggal pergi.
Aku
merasa hari sudah mulai malam ketika aku mendapatkan tubuhku masih
terkapar terikat dan tak berdaya, entah berapa lama aku akan diculiknya,
akupun tidak tahu bagaimana nasib Anne yang juga diculiknya. Berjam-jam
bahkan berhari-hari rasanya aku sebagai tawanan si penculik itu, tak
sengaja kulihat jam dinding diruangan itu menunjukkan pukul 21.00 malam,
berarti sudah enam jam diriku ditinggalkan sendiri dalam kea daan ini.
Tangan dan kakiku sudah sangat pegal bahkan mati rasa, mulut dan lidahku
kelu dan kering dalam sumpalan tubuhku terasa sangat lelah dan tanpa
kusadari aku tertidur.
Ketika
aku sadar, kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan
orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain
mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan
meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang
tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak
peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih
memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang
tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk
meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan
tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku
menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya orang yang menculikku
tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke
balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku
semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat .
"emmm....eemmhh.........eeemmmpphhhh..............mmmmppphhhh.........."
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
"mmmmppphhhhhhhh............eemmhhh.......emmpphhh.........mmmmppphhhh...."
Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot.
"wow enak sekali........!" batinku
Kurasakan
ada jari tangan di masukan ke lubang vaginaku mencari
G-Spot.Klitorisku terus dikulum dan di sedot sedot sementara dua jari
tangannya digerakkan keluar masuk liang vaginaku.
"eemmhhh.......emmpphhh.........mmmmppphhhh...."keluar
suara dari mulutku yang tersumpal. Aku semakin menggelinjang hebat,
kedua tanganku meronta-ronta keras dan merasakan betapa tidak berdayanya
aku.
Tangannya juga sesekali meremas payudaraku dan memilin milin puting susuku bergantian kanan-kiri
"eemmhh....eemm..........emph..........mmmppphhh....!!"
Kemudian
orang itu menciumi mulutku yang tersumpal. Juga samar samar kuendus
bau parfum yang sangat harum. Tiba tiba orang itu menghentikan aksinya.
Dalam hati aku sedikit kecewa bercampur lega kecewa aku belum mencapai
klimaks, lega karena aku tidak dipermainkan dan dilecehkan terus
menerus. Posisiku di rubahnya sedemikian rupa sehingga sekarang
posisiku telungkup di ranjang, tanganku yang terikat dihubungkan dengan
kakiku yang terikat, jadi semacam hogtie keadaanku lalu mata dan
mulutku tertutup lakban. Selang beberapa saat, kurasakan ada yang
mengelap wajah dan mulutku dengan lap dan air hangat. Daerah
kemaluankupun di lap dan dibersihkan dengan air hangat. Celana dalamku
juga dirapikan. Klitoris dan vaginaku terasa 'ngilu' ketika tersentuh
lap. Lingerie pun kembali dipakaikan ke tubuhku juga dirapikannya tali
lingerie yang melorot ke lenganku kembali di naikkan ke bahu. Bra juga
dirapikan dan dikembalikan ke posisi semula. Tangan dan kakiku sedang
dilepaskan namun aku merasa sangat lemas dan tak kuasa melawannya.
Penculik kembali mengikatku. Tanganku kembali diikat ke belakang hanya
saja sekarang tanganku di luruskan, tidak ditelikung 90' menyiku seperti
yang pertama tadi. Cukup nyaman mengurangi pegal di tanganku. Kembali
ada tali yang disambung antara tali di pergelangan tangan dan kakiku.
Mataku masih ditutup kain tapi sumpal di mulutku sudah dibuka aku
dibaringkan di tempat tidur besar dan aku rasa ada tawanan lain
disisiku....
"Anne,....?" aku menduga-duga.
"Iraa,.... tolong aku Raa,...." rupanya mulut Anne tidak disumpal
"Aku
juga masih terikat begini Ne, kaki dan tanganku diikat menyambung"
jelasku karena kuduga kondisi Anne juga serupa denganku.
"Aku juga Ra,... aku terikat disampingmu, persis seperti kamu..."
"Bagaimana kamu bisa diculik?"
"Aku
baru pulang kantor, dan lagi assyik on line sama mas Bowo (suaminya)
yang menelpon dari Singapore... setelah telpon ditutup aku merasa
mulutku dibekap seseorang, dan aku pingsan... Ketika sadar aku sudah di
ruangan ini dalam keadaan begini..."
"Hmm,
kamu tahukan, aku baru pulang dan besok Mas Bayu akan pulang, jadi
ketika aku sendirian di rumah, penculik itu diam-diam sudah
mmmppphhhh.....!!" belum selesai aku menceritakan keadaanku mulutku
kembali disumpal oleh lakban, ternyata penculik itu mendengarkan
pembicaraan kami, karena tak lama kemudian suara Anne terdengar
"mmmmppphhhhh.........!!!"
lakban di mata kami di buka dan kamipun saling berpandangan, kulihat
Anne juga terikat hogtied dengan tangan kebelakang dan disambungkan
dengan kedua kakinya, wajahnya sungguh memelas, iba aku melihatnya,
tanpa kusadari keadaanku tak jauh beda dengannya. Hingga kemudian orang
lain masuk,... rupanya yang menculik kami bukan pria itu seorang, karena
kulihat yang datang itu berpakaian hitam-hitam, walau kepalanya ditutup
dengan penutup kepala dan tetap berkaca mata gelap, aku pastikan dia
wanita, melihat dadanya menyembul dan sepatu highheel yang digunakan.
Dan di tangan kanannya, sebuah alat berbentuk lonjong, dengan ujung
berbentuk bola. Vibrator. Aku langsung mengenali alat itu, aku juga
memiliki satu di rumahku, terkunci dengan aman di salah satu lemari
pakaianku. Wanita penculik itu meletakan remote control di sisiku, lalu
berjongkok. Dengan tangkas dia menyelipkan vibrator masuk ke dalam
celana dalamku , lalu menaruhnya diantara selangkangan, dengan ujung
yang berbentuk bola menyentuh bagian vagina. Celana dalamku sudah
terasa basah.
'Dasar
bitch.. ' maki wanita itu, vibrator itu ia rapihkan posisinya, sehingga
ujungnya tepat menyentuh bagian paling sensitif di vaginaku. Setelah
itu, untuk memastikan vibrator itu tetap pada tempatnya, Wanita itu
mengambil seutas tali, diikat melilit kedua pahaku, membuat vibrator itu
terjepit oleh kedua pahaku sendiri. Proses cinching agak lebih sulit
karena melawati bagian antara paha yang rapat, tapi wanita itu nampaknya
sudah terlatih. Sementara aku mendengus-dengus, berusaha menggeser
letak vibrator itu.
'Heh!
Dasar bego! Ini kebaikan hati gue, lo bisa nikmatin ini! Ini terakhir
kali lo bisa ngerasa nikmat! Abis ini, , ngga boleh muasin diri lo lagi!
Ngerti ??!' Wanita itu berubah menjadi garang dan rambutku menjadi
sasaran jambakannya. Kemudian wanita penculik kembali berjongkok.
Dengan tangkas dia menyelipkan vibrator masuk ke dalam celana dalam Anne
yang juga sedang terikat hogtied, lalu menaruhnya diantara selangkang
an Anne, dengan ujung yang berbentuk bola menyentuh bagian vagina. Lalu
vibrator itu ia rapihkan posi sinya, sehingga ujungnya tepat menyentuh
bagian paling sensitif di daerah vagina. Setelah itu, untuk memas tikan
vibrator itu tetap pada tempatnya, wanita itu mengambil seutas tali,
diikat melilit kedua paha Anne, membuat vibrator itu terjepit oleh kedua
pahanya sendiri. Proses clinching agak lebih sulit karena melewati
bagian antara paha yang rapat, tapi wanita itu nampaknya sudah terlatih.
Sementara Anne terlihat meronta-ronta, berusaha menggeser letak
vibrator itu. Penculik wanita itu menarik badanku ke tengah ranjang dan
meraba-raba lagi sekujur tubuhku. Remasan di dadaku sangat keras
sampai-sampai aku merasa kesakitan. Tangan yang satu miliknya mulai
meraba-raba vaginaku dan tanpa menunggu lama dia memasukkan jarinya
kedalam lubang. Rasa perih yang tadi belum hilang sekarang muncul lagi.
Digerak-gerakkannya jari didalam lubang vaginaku, makin lama rasa perih
itu tertutupi oleh rasa nikmat dan akhirnya aku mendapatkan orgasme
lagi. Tubuhku menegang dan kakiku kututup erat-erat untuk mendapatkan
kenikmatan yang lebih. Setelah aku mendapatkan orgasme dia mencabut
jarinya dan berjalan untuk mengambil selendang yang ada di lantai, dia
menutup mataku dengan selendang itu di wajahku. Hanya hitam warna yang
bisa kulihat saat ini.
"Vibrator
ini akan kubiarkan tetap menyala di tubuh kalian,.. selamat menikmati!"
kata wanita penculik sambil berlalu meninggalkan ruangan di mana kami
disekap, semalaman kami berdua dibiarkan dalam keadaan begitu.
Hingga
pagi datang, sekitar pukul 10 siang seperti yang ku lihat di jam
dinding, aku dan Anne kembali menjadi korban pelecehan, setelah setiap
kali aku diperkosanya berkali-kali dan diapun meninggalkanku dalam
keadaan terikat dengan sebuah vibrator yang terus bergetar menambah
penderitaanku sepanjang hari itu. Keadaan yang tidak berbeda juga
dialami Anne. Sepanjang hari aku terikat erat dan aku dikasih makan
roti, aku sangat membencinya, ingin sekali aku membunuhnya,
berkali-kali aku meronta-ronta berusaha melepaskan sumpalan dalam
mulutku ini dan ingin berteriak "lepaskan aku......!" namun hanya
"mmmppphhhh....!!" saja yang terdengar. Penculik itu hanya tertawa kecil
dibalik maskernya, melihat aku yang sibuk meronta-ronta, setelah dia
melecehkan aku dengan jarinya di vagina ku,... pelan-pelan dia
melepaskan celananya, lalu dengan pasti memasukkan penisnya yang sudah
menegang ke vaginaku,... aku memelototi nya dan berusaha menahan sakit
akibat penetrasi yang dia lakukan,... namun ada kenikmatan yang sulit
untuk ditangkal, masuk dengan lembut,.. keluar.. masuk... keluar...
masuk..."mmmppphhhh....!!" erang ku lemah. Lalu tubuhku diangkatnya, dan
didudukkannya aku di atas pinggangnya saat Penculikku merebahkan
dirinya di tempat tidur, digoyang goyangkan tubuhku baik boneka
mainan,... sambil penisnya memasuki vaginaku, "mmmmppphhhh....." Aku
diperkosa! Dengan sisa-sisa tenaga aku berusaha melawan tapi tetap tanpa
hasil. Badanku bergoyang-goyang, sama dengan gerakan pria yang
menindihku ini. Sambil terus 'memompa' vaginaku, lidahnya juga menjilati
telinga dan leherku. Mulutku yang tertutup lakban diciuminya. Hidungku
yang separuhnya tertutup lakban membuatku makin menderita karena aku
tidak dapat bernafas dengan lepas. Aku masih melakukan perlawanan,
berusaha menghentikan perkosaan ini. Dilema! Di satu sisi, di dalam
otakku melakukan penolakan karena ini bukanlah hubungan seksual yang
kuinginkan. Ini adalah pemaksaan dan aku tidak bisa menerimanya. Meski
sudah 2 tahun aku tidak berhubungan sex karena suamiku jauh. Di sisi
lain tubuhku mulai menerima perlakuan ini. Aku mulai memperoleh rasa
nikmat seperti yang biasa aku dapatkan bila sedang melakukan hubungan
intim atau masturbasi. Kedua hal itu berkecamuk di pikiranku sampai
akhirnya bukanlah dengusan perlawanan yang keluar dari mulutku melainkan
desahan kenikmatan. Aku menikmati perkosaan ini! Dan beberapa saat
kemudian aku mencapai puncak "urgh...." begitu dilakukannya berulang
kali sampai menjelang malam, aku merasa sangat lemas karena terangsang
habis dengan perlakuan nya. Kini aku dan Anne terbaring tak berdaya
dalam posisi telungkup dengan vibrator yang baru saja dimasukkan nya ke
dalam vagina kami. Vaginaku terasa sangat ngilu, menerima serangan
bertubi-tubi selama aku disekap disini.
Seingatku
ini hari Minggu, jam di dinding menunjukkan pukul 20.00 malam berarti
sudah 2x24 jam aku disekap sejak aku diculiknya hari Jumat malam. Aku
mencemaskan absenku pada hari kerja nanti, tapi apa yang bisa aku
lakukan,.... aku dan sahabatku Anne, diculik tak tahu kapan akan
dilepaskan, sekilas terbayang malam ini bagaimana jadinya ketika suamiku
mas Bayu pulang, setelah sekian lama tak pulang, tak mendapat
kan aku di rumah menantinya. Rasanya sudah hampir seharian aku dalam keadaan terikat seperti ini, keadaan
ku sekarang hanya tanganku yang terikat kebelakang, dan kakiku tidak terikat sehabis ma
lam
sebelumnya aku kembali diperkosa, hanya mulutku yang disumpal
lakban,...terpikir olehku untuk melarikan diri, meski aku tidak melihat
Anne disekap dekat denganku, entah mungkin dia sedang men jadi
bulan-bulanan penculiknya. Aku melihat jendela di ruangan itu sedang
terbuka. Dan meli hat ketinggiannya, rasanya terjangkau olehku, karena
hanya setinggi pinggangku. Timbullah niatku untuk melarikan diri,
sekaligus meminta pertolongan untuk membebaskan Anne. Hari memang sudah
gelap, aku bangkit dari dudukku karena tubuhku tidak diikat ke kursi,
atau tiang seperti yang sudah kualami dalam penculikan ini, akupun
melompat.... dan berjalan pelan-pelan agar suara sepatuku tidak
terdengar. Melewati sebuah pintu keluar yang tak terkawal,.. lalu aku
berlari memasuki taman / hutan dengan pepohonan yang rindang,
"mmmmppphhhh....!!"
selamat pikirku. Dengan tangan yang terikat kebelakang dan mulut yang
tersumpal lakban, dengan hanya bra dan celana dalam yang membungkus
tubuhku aku lari dan tidak memperdulikan keadaanku...
"masa bodo dengan keadaanku, yang penting aku bisa selamat.....!!" pikirku
Aku
melewati sebuah gubuk dimana aku melihat ada beberapa pria sedang
berkumpul di sana, raguku menye limuti tubuhku dan aku bermaksud
bersembunyi dan kemudian menjauh dari pandangan mereka ketika salah
seorang dari mereka berteriak
"Hey
cewek,...mau kemana?!" kelihatannya mereka terkejut dengan pemandangan
itu, melihat seorang perempuan dalam keadaan terikat dan hanya memakai
bra dan celana dalam dan sepatu berlari menjauhi mereka. Dan akupun
dikejarnya,...... akupun terkejar, tertangkap dan tubuhku dibopong, dan
dibawa kesuatu tempat.
"wah,.....
dapet bonus nih, lagi mangkal dapet cewe telanjang dan terikat..." ujar
salah satu dari mereka, keraguanku atas keselamatanku menjadi
kenyataan. Ternyata mereka adalah rombongan preman yang sedang mangkal
di situ.
"biar
aku cicipi dulu, karena aku yang melihatnya pertama." lanjutnya lagi.
Ketakutan membelengguku, bermaksud lari membebaskan diri dan menolong
Anne, aku malah jatuh ke tangan pria pria brandalan seperti ini, lalu
matakupun ditutupnya dengan bandana yang mereka pakai. Kedua kakiku
dipegang erat oleh tangan-tangan yang kurasakan kekar.Aku mencium bau
mulut dan bau alkohol menyengat. Tangan mereka kurasakan mengelus
leherku, sambil kemudian tangannya bergerak menuju payudara kananku.
"mmmmppphhhh..........", aku melenguh tertahan ketika tangan tersebut meremas dengan kencang payudaraku.
"Gile man, kenceng juga nih tete" kata pria tersebut diiringi sahutan tawa yang lainnya.
"mmmmppphhhhh....!!!"
aku meronta-ronta. Tak lama, pria tersebut sudah asik meremas remas
kedua payudaraku yang memang berukuran besar apabila dibandingkan dengan
tubuhku, sehingga membuat orang orang yang menyekapku menahan nafas
ketika menyaksikan aku yang merintih rintih karena payudaraku diremas
remas. Pelan-pelan kurasakan penis merangsang vaginaku dan masuk dengan
paksa kedalamnya. Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal
dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun meronta-ronta dengan hebat
lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar
ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah
kemaluanku. Tampaknya berandalan yang memperkosaku tahu kalau aku mulai
terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan
klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat,
antara geli dan nikmat.
"emm....mmmhhh.........eemmmpphhhh..........eeemmmmppphhhhhh......."
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
"eemmmppphhhh............emh.......emmpphh.........emmppphhhh...."
Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot.
Beginilah
nasibku, berhasil melarikan diri dari penculikku kini menjadi tawanan
preman berandalan disekitar situ, sungguh tidak beruntung. Tiba tiba,
masih dengan tangan yang terikat erat kebelakang, dan mulut di sum pal
dengan lakban, aku merasakan tangan tangan nakal mulai menjelajahi betis
dan pahaku. Aku berusaha un tuk berontak dengan menendang nendangkan
kakiku. Namun sia sia. Terdengar suara tawa puas dari orang orang yang
yang saat ini sedang mengelus elus paha dan betisku, sementara pahanya
sedang dielus elus oleh 2 orang. Sedangkan di bagian atas, aku merasakan
payudaraku sedang diremas remas oleh 2 orang yang berbeda. Ini membuat
ku semakin merana tak berdaya.
"
Oh jika aku tahu akan jadi begini, aku tidak melarikan diri
tadi........" sesalku, setidaknya keberadaanku di an tara penculik akan
terasa lebih baik dari keadaannya dengan pemuda berandalan ini. Aku
terus diperkosanya hingga lelah dan aku tidak sadarkan diri.
Aku
kaget bukan kepalang saat aku siuman, aku berada di suatu tempat yang
lain lagi, seperti sebuah gudang dengan mata yang masih berkunang kunang
kulihat puting payudaraku sebelah kiri sedang di kulum dengan buas oleh
salah satu orang yang lain lagi dengan kelompok berandalan tadi
sementara payudaraku yang sebe lah kanan pun tak luput dari remasan
tangannya. Posisiku terlentang dengan kedua tangan diikat erat ke bela
kang, bra ku sudah melorot sebatas perut saat orang itu berusaha menarik
celana dalamku.
Brettt....!!
Celana dalamku berhasil direnggut nya dengan paksa. Aku merasakan
tangan pemuda berandalan itu menjamah vaginaku yang berbulu cukup lebat
itu dengan penuh nafsu.
Kemudian
orang itu membuka kedua kakiku yang aku katupkan sebagai pertahanan
terakhir dan mulai menga rahkan batang penisnya ke lubang kemaluanku.
"mmmmppphhhh.....!!"
aku meronta-ronta panik sambil kulejang-lejangkan kakiku, tapi itu
malah membuat penisnya semakin menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku.
Dia tetap memperkosaku, memompa vaginaku dengan ganas sambil mulutnya
tak henti hentinya menjilati payudaraku saat tiba-tiba dia berhenti dan
mele nguh keras, aku sadar dia akan orgasme di dalam liang vaginaku dia
memelukku sekuat-kuatnya saat kurasa kan cairan spermanya memenuhi
liang rahimku. Hari itu aku diperkosa lagi. Saat itu aku merasa sangat
marah, dan terhina.
"mmmmppphhhh......"
aku mendesah pelan saat pemerkosaku itu mencabut penisnya dan pergi
meninggal kan aku begitu saja, aku mencoba bangkit dan berdiri walaupun
rasa sakit dan ngilu masih terasa di sekitar selangkanganku, dengan
susah payah dalam keadaan tanganku terikat erat kebelakang, Aku mencoba
bangkit meski lemas ditambah rasa sakit masih mendera seluruh badanku
setelah barusan diperkosa dan dengan terhuyung huyung berjalan menuju
pintu yang terkunci, aku mencoba mengintip ke arah luar. Lalu ketika
mataku mulai melihat lubang kunci, pintupun terbuka dan akupun terjatuh
kedepan. Untungnya mereka menangkap tubuhku kemudian membopongku dan
mendudukkanku di sebuah kursi kemudian mengikat kakiku menjadi satu dan
tubuh ini terikat erat ke kursi. Aku semakin tidak berdaya terikat
disebuah kursi. Aku mencemaskan keberadaanku saat ini, mulutku tetap
disumpal sejak tadi melarikan diri, tangan dan kakiku terikat erat dan
juga terikat pada kursi, tapi apa yang bisa aku lakukan,.... aku disini
diantara para brandalan dan sahabatku Anne, diculik dan kami terpisah
kini, tak tahu kapan akan dilepaskan, entah bagai mana juga perasaan
Anne mengetahui aku berhasil melarikan diri walau kini terjebak dengan
berandalan. Sekilas terbayang malam ini suamiku mas Bayu pulang.
Bagaimana jadinya ketika mas Bayu pulang, setelah sekian lama tak
pulang, tak mendapatkan aku dirumah menantinya. Bahkan mungkin menerima
telpon memintanya membayar tebusan karena aku diculik. Dan aku tahu
pasti penculik itu tidak dapat mengembalikan aku pada suamiku lagi
karena aku disekap akibat ulahku yang melarikan diri dari
penculikku.->
Sudah
beberapa malam rasanya aku disekap oleh berandalan itu dalam gudang
ini. Setelah tadi malam aku bagaikan piala bergilir, yang bergantian
melayani nafsu para berandalan yang menemukan aku ketika aku melarikan
diri. Aku dibiarkan terkulai lemas di lantai, tanganku yang terikat
erat mulai terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lenganku terasa
kaku dan mati rasa. Seperti siang ini, cukup lama kemudian kurasakan
ada yang menggamit lenganku. mereka membopong tubuhku yang tak berdaya
terlilit tali dan mulut tersumpal ke sebuah kamar, lalu aku dilemparkan
ke kasur/ranjang. Kakiku di pentang lebar kemudian kurasakan ada yang
mengikat kedua pergelangan kakiku. Oh apa lagi yang akan dilakukan
berandalan itu. Tali yang melilit meng ikat kedua tanganku ke belakang
dilepaskan, ternyata mereka hanya bermaksud merubah posisi ikatanku aja
karena kurasakan kedua tanganku dipentangnya lebar lebar dan pergelangan
tanganku kembali terikat di ujung kiri dan kanan tempat tidur. Sakit di
kedua lenganku berkurang karena sekarang lenganku lurus terpen tang
walaupun masih terikat kuat. Jadi sekarang aku terbaring telentang di
ranjang tangan dan kakiku terpen tang lebar dan terikat tak berdaya,
kemudian mataku ditutup kain. Aku melihat ada 6 (enam) orang yang
mengeubungiku sebelum mataku tertutup.
"Nah,
sekarang giliran gue.....!" satu suara kudengar lalu kurasakan tubuh
kekar yang menaiki tempat tidur di mana aku terbaring terikat.
"ughh...!"
aku merasakan penis yang besar masuk ke vaginaku. Tak sadar keluar
lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan
marah akupun meronta-ronta dengan hebat lagi. Di sisi lain aku
merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian
tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya
orang yang memperkosaku tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di
masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya
dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
"emm....mmmhhh.........eemmmpphhhh..........eeemmmmppphhhhhh......."
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
"eemmmppphhhh............emh.......emmpphh.........emmppphhhh...."
Aku
semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku
dikulum disedot sedot. Tiba tiba, masih dengan tangan yang terikat erat
kebelakang, dan mulut disumpal dengan lakban, aku merasakan ta ngan
tangan nakal mulai menjelajahi betis dan pahaku. Aku berusaha untuk
berontak dengan menendang nendangkan kakiku. Namun sia sia. Terdengar
suara tawa puas dari orang orang yang saat ini sedang menge lus elus
paha dan betisku, sementara pahaku sedang dielus elus oleh 2 orang.
Sedangkan di bagian atas, aku merasakan payudaraku sedang diremas remas
oleh 2 orang yang berbeda. Ini membuat ku semakin merana tak berdaya.
"Sekarang
giliran gue........!" satu suara lain kudengar lalu kurasakan tubuh
gemuk yang menaiki tempat tidur di mana aku terbaring terikat. Kedua
tanganku terikat ke tempat tidur dilepasnya lalu diikatkan nya kembali
ke belakang. Kakiku juga dilepaskan ikatannya lalu tubuhku
ditelungkupkan dan kakiku diikatkan kembali ke kaki tempat tidur oleh
teman-teman berandalannya.
"sekarang bagian sini, pasti lebih sempit..." kata berandalan satu lagi yang terlihat itu penuh nafsu.
"eemmmppphhhh............!!" aku berusaha menjerit dan menolaknya namun apalah dayaku yang sudah terbelenggu ini.
"emm....mmmhhh.........eemmmpphhhh..........eeemmmmppphhhhhh......."
jeritku merasakan sakit yang amat hebat ketika kurasakan penis masuk
dengan susah payah ke lubang anusku. Rasa ngilu yang hebat kurasakan
saat berandalan itu mengocok-ngocokkan penisnya di lubang anusku. Lalu
aku pun tak sadarkan diri... Sementara pingsan, entah berapa kali aku
diperkosa, tentunya aku tidak tahu, karena aku siuman dalam keadaan
sedang diperkosa oleh berandalan-berandalan itu. Sejenak mere ka
membiarkan aku yang lemas dan lelah, mungkin mereka juga kecapaian
memperkosaku. Sementara keadaan tubuhku saat ini, telanjang tak berpa
kaian dan tanganku kembali terikat kebelakang dan kakiku menyatu de ngan
tali seperti ikan duyung dengan mulutku tertutup. Sejenak aku dibiar
kan terbaring terkulai lemas tak berdaya sampai akhirnya nafsu berandal
an itu kembali muncul dan mereka kembali maju bersamaan. Kali ini aku
sudah sangat lemas dan tidak mampu berontak sama sekali, karena sudah
tidak mempunyai tenaga lagi. Aku hanya terdiam dan membiarkan tubuhku
mengikuti saja gerakan pemerkosanya seperti boneka yang sedang
dipermainkan beramai-ramai. Berandalan dan teman-temannya kini ada dua
belas orang kembali memperkosa vagina dan anusku yang sudah terasa lebih
longgar setelah dimasuki banyak penis berkali-kali. Aku dipaksanya
untuk mengulum dan menjilati penis mereka, dan menelan semua sperma yang
disembur kan ke dalam mulutku. Bahkan lebih sadis lagi, aku merasakan
diperkosa oleh tiga orang sekaligus yang memasukkan penisnya ke mulut,
vagina dan anusku secara bersamaan,
"emm....mmmhhh.........eemmmpphhhh..........eeemmmmppphhhhhh......."
jeritku kesakitan sementara dua orang lainnya mempermainkan payudaraku.
Semua
posisi yang mungkin dibayangkan dalam hubungan seks sudah dipraktekkan
oleh mereka. Aku tidak kuat lagi menahan orgasme, dan aku rasakan
orgasme beberapa kali. Setelah kedua belas orang berandalan dan temannya
selesai memperkosa aku, aku akhirnya pingsan karena kecapaian dan
karena kesakitan yang menyerang seluruh tubuhnya terutama di vagina,
anus dan juga kedua buah payudaraku.
Jam
4.30 pagi ketika aku terbangun mendengar suara adzan subuh, aku
mendapati diriku terikat ke sebuah pohon dalam keadaan berdiri di sebuah
taman tempat tadi aku berlari dan ditangkap oleh berandalan itu. Saat
itu keadaan masih gelap dan masih belum ada satupun orang maupun mobil
yang datang. Kedua tanganku terikat ke belakang dan kedua kakiku yang
masih bersepatu sejak aku diculik juga terikat ke sebuah pohon. Tubuhku
telanjang bulat tanpa selembar benang pun hanya tali-tali yang mengikat
ta ngan dan kakiku dan aku tidak dapat bergerak sama sekali. Aku mencoba
berteriak, dan menayadari bahwa mulutku disumpal lakban, sehingga tidak
dapat mengeluarkan suara sama sekali. Vagina dan kedua payudaraku
ditempeli oleh lakban. Ketika kulihat, di dada ku tergantung kertas yang
bertuliskan Aku Ira, Silakan Nikmati Tubuh Saya. GRATIS. Oh betapa
malunya aku kalau nanti orang-orang datang dan melihat keadaanku yang
telan jang bulat dan belepotan darah serta sperma kering. Dia bahkan
tidak dapat membayang kan bagaimana kalau nanti orang yang datang
membaca dan menuruti tulisan di kertas itu, kemudian mem perkosaku.
Tidak lama kemudian, aku melihat tujuh orang datang. Rupanya mereka
satpam yang kebetulan lewat di daerah itu.
"mmmppphhh.....
mmmmppphhhhh.........!!!"aku berusaha minta tolong, dengan berteriak
dan mereka akhirnya datang menghampiriku. Ada rasa sedikit merasa lega,
karena sebentar lagi aku akan bebas dari tali-tali yang mengikatku ini,
aku akan pulang ke rumahku mereka akan menolongku pikiran penuh harap
sempat menyelubungiku. Namun kekhawatiran dan ketakutanku yang muncul
menjadi kenyataan, karena bukannya bantuan yang diberikan, ketujuh orang
itu malah ingin menikmati tubuhku yang terikat di pohon di sebuah
taman. Sebelumnya seorang satpam menarik lepas dengan paksa lakban di
vagina, payudaraku, "mmmppphhh,...!!!" rasa sakit kembali kurasakan. Dan
kini vagina dan payudaraku kembali terbuka dan dapat dilihat oleh
orang.
"Gile.., bodinya seksi banget. Gimana kalo kita cicipin aja bodinya sekalian."
"Iya nih, kita perkosa aja yuk sekalian.. lagian dia yang minta diperkosa, liat aja tulisan di kertas itu."
"Ayo
cepet kita perkosa aja… Gue belum pernah ngerasain punyanya cewek putih
secantik seperti ini....!" ujar mereka sambil melepaskan tali yang
mengikat kakinya.
"Tolong
Pak, lepaskan saya….. jangan perkosa saya lagi, sudah cukup penderitaan
saya...…" ujarku ketika lak ban yang menyumpal mulutku dilepas. Namun
mereka tidak peduli dan tetap melancarkan aksinya. Mereka tertawa
bahagia dan mulai membuka baju dan celananya masing-masing. Aku hanya
dapat pasrah dan berha rap mereka tidak menyakiti dirinya lagi. Tidak
mungkin bagikua untuk berteriak minta tolong, karena mulutku kembali
disumpal lakban. Kemudian ku lihatmereka mengambil selang air dan
menyemprot tubuh ku dengan air dingin sambil menggosok-gosoknya untuk
membersihkan tubuh dan wajah ku dari darah dan sperma ke ring yang
menempel. Disemprot air dingin seperti itu, aku menggigil kedinginan.
Namun itu tidak lama, karena kemudian dua orang laki-laki segera
melepaskan tali yang mengikatku, tubuhku diangkatnya dan didekapnya dari
depan dan belakang. Kini aku terjepit di antara tubuh dua orang
laki-laki. Mereka mulai memasukkan penis mereka ke dalam vagina dan
anusku secara bersamaan. Aku diperkosa di vagina dan anusku dalam posi
si berdiri, rasa sakit yang hebat kembali kurasakan. Sementara itu orang
yang berada di depanku menciumi bibirku dengan paksa, dan kurasakan
kedua payudaraku diremas-remas dari belakang. Beberapa menit kemu dian
kedua orang itu mencapai klimaks dan menyemburkan spermanya di dalam
vagina dan anus ku. Orang yang memperkosaku menyemburkan spermanya
berkali-kali di dalam vaginaku, kini kurasakan bahwa kini vaginaku telah
dibanjiri oleh sperma orang itu yang sangat banyak dan tidak dapat
tertampung lagi di dalam vaginaku. Setelah itu, lakban yang menyumpal
mulutku dilepas dan aku dipaksa berlutut dan harus ber keliling
menjilati semua penis laki-laki yang berdiri mengelilinginya secara
bergantian. Dengan terpaksa juga aku mene lan sperma semua laki-laki itu
satu-persatu. Hiiiiiii....... Setelah menjilati semua penis laki-laki
yang ada di situ, kemudian mereka memperkosaku lagi di vagina dan juga
anus. Salah seorang diantaranya memiliki penis yang sangat besar dan
panjang, sehingga ketika dia memperkosa di anusku, penisnya hanya dapat
masuk sete ngahnya. Namun orang itu terus mendorong penisnya masuk ke
dalam lubang anusku dengan paksa, membu at "adduuuhhh....." jerit
batinku meronta-ronta kesakitan. Selain menyemburkan spermanya di dalam
vagina ku dan anusku, mereka juga menyemburkan spermanya di tubuhku.
Sungguh aku tidak pernah membayang kan bahkan dalam mimpi terburukku,
bahwa tubuhku benar-benar dinikmati oleh banyak orang dalam sema lam.
Dan kali ini aku tidak dapat lagi menahan orgasme. Setelah berkali-kali
mencapai orgasme, mungkin kare na satpam-satpam ini lebih berpengalaman
dibanding kan berandalan berandalan yang memperkosaku sebe lumnya.
Setelah ketujuh orang itu kebagian mencicipi vagina, anus dan juga
mulutku, tubuhku kembali diikat di sebuah pohon dalam posisi semula,
tangan diikat kebelakang, dan kakinya diikat menyatu, dan kembali
ditinggalkan seorang diri dalam keadaan telanjang bulat. Tubuhku yang
hina ini kembali belepotan oleh sper ma dan kulit tubuhku terlihat
mengkilat oleh keringatnya sendiri. Sperma dan cairan vaginaku yang
tercampur menjadi satu kurasakan menetes keluar perlahan-lahan dari
vagina dan lubang anusku. Dari mulut ku yang tersumpal juga mengalir
keluar sperma yang tidak dapat kutelan lagi. Tubuhku menggigil
kedinginan. Namun penderitaanku rupanya belum berakhir sampai di situ.
Kembali aku digilir dan diperkosa secara bergantian oleh orang-orang
yang lewat, satpam, tukang parkir, mahasiswa ikut memperkosaku. Vagina,
anus dan mulut ku dimasuki oleh penis-penis lain, dan kembali aku
dipaksa menelan sperma mereka semua. Sebagian merata kan spermanya di
seluruh tubuhku. Ada yang iseng mencoret-coret tubuhku dengan spidol
permanen dengan gambar-gambar dan kata-kata jorok. Bahkan ada preman
lain yang terakhir yang memperkosaku memasukkan ranting pohon sepanjang
25 cm ke dalam vagina dan anusku sampai berdarah-darah dan
meninggalkanku terikat disitu.
"eeemmmppphhhh......"
aku mendapatkan diriku kembali terikat di pohon dengan tubuh dan wajah
yang kembali berlumuran oleh sperma, dan ranting pohon yang menancap di
anus dan vaginaku. Payudara dan vaginaku terasa memar. Bulatan pantatnya
juga terlihat memar dan kemerahan. Aku sudah tidak dapat mera sakan
lagi vagina dan lubang anusnya. Akhirnya aku kembali pingsan tidak
sadarkan diri karena kesakitan dan kecapaian.
****
Aku sadarkan diri, kudapati diriku tergeletak di sebuah ruangan yang gelap dan berdebu.
"Oh
dimanakah aku kini??" pikirku. Aku mencoba menggerakkan tubuhku, Tidak
Bisa. Aku tidak tahu mengapa diriku tertidur begitu lama yang aku tahu
aku kini tidak telanjang, kini setiap aku ingin membuka kelopak mata ku
tak bisa, dan terhalangi. Secara perlahan dirasakan kedua tanganku,
kesemutan, kaku dan terikat di bela kang pinggang. Mulutku terasa penuh
dengan kain-kain lembut yang menyumpal, dan tertutup oleh daya re kat
lakban perak yang maha kuat. Kakiku menyatu laksana putri duyung, karena
pergelangan kakinya persen dian lututku dipenuhi dengan lilitan tali,
aku yang sempat tak sadarkan diri. Aku mengetahui bahwa posisi itu
biasa di sebut hogtied, ujung tali yang mengikat kakiku disambungkan
sependek mungkin dengan tanganku yang terikat di daerah pinggang. Lebih
jelas lagi lenganku juga terikat erat membuat aku tak dapat bergerak
sedikitpun. Semakin gencar aku meronta-ronta, hasilnya akan memburuk
yaitu tenagaku terkuras sia sia dan semakin terasa pegal dan mungkin
akan lebih sakit. Tetapi naluriku menginginkan diri terbebas dari semua
ikatan yang membatasi gerak-gerikku. Pelan pelan aku berusaha
mengingat-ingat apa yang terjadi. Aku digilir dan diperkosa di taman
oleh satpam dan mahasiswa, kurang lebih 15 orang dari mereka. Lalu aku
tak sadar kan diri. Ini bukan khayalan, ini kenyataan, setelah aku
diculik dari rumahku Jumat malam lalu sesaat sebelum menjemput anakku
Tasya, aku diperkosa oleh penculikku berkali-kali. Aku bertemu si cantik
Anne sahabatku yang juga diculik. lalu aku melarikan diri dan akhirnya
di tangkap oleh berandalan yang kebetulan melihatnya terikat dan
berlari, kemudian setelah diperkosa dan digilir berkali-kali oleh 12
orang berandalan, tubuhku di tinggal dan dibiarkan terikat di sebuah
pohon di taman itu, dan aku kembali dikerjai oleh 15 orang yang
kebetulan lewat dan mendapati aku terikat erat di pohon. Dan sekarang,
betapapun aku menggerakkan kakiku yang terikat, aku tidak bisa
merasakan batas.Telingaku menangkap suara yang cukup akrab, suara
pesawat yang sedang mengeluarkan rodanya akan bersiap mendarat.
"wah
kemana lagi aku di bawa....?" kelihatannya aku tiba di negeri yang
asing bagiku, lalu aku merasakan minuman jus buah-buahan yang nikmat,
setelah sumpalan dimulutku dilepaskan sebelum kembali disumpal lakban.
Kurasa sudah berhari-hari tubuhnya tidak dapat bergerak atau melihat,
Aku merasa sangat mengantuk dengan mata dan mulut yang tertutup, karena
pengaruh obat dan penerbangan panjang yang kualami. Satu-satunya
kesempatan ketika aku buang air, dan 'pengasuhku' meletakkan ember kecil
dan aku duduk di atas nya dengan ikatan pada paha yang kurasakan sudah
dilonggarkan. Pasrah, dan tidak ada yang kupikirkan sela in menjalankan
apa yang bisa dijalankan, sementara aku merasakan vaginaku dibersihkan
dengan telaten de ngan air hangat.
"Tee
lang sanuk maak maak" Bahasa yang sangat asing dan tidak dapat ku
mengerti, yang aku tahu hanyalah diriku rupanya diculik lagi ketika aku
tak sadarkan diri dan kelihatannya kini aku ada di luar negeri, karena
bahasa yang tidak ku mengerti. Kini akupun terkapar di dalam sebuah box
van yang kini sedang meluncur entah kemana, mataku ditutup dan mulutku
disumpal kain yang mengikat di tengkukku.
Mobil
berhenti, kurasa aku sudah di tempat tujuan, Kudengar seseorang
mendekati pintu belakang box van. Aku membalikkan tubuhku, membelakangi
pintu dan seolah menunjukkan pergelangan tangan yang terikat erat
berharap diriku dibebaskan segera. Memang ternyata kedua tali di
pergelangan kakiku dilepaskan, rupanya aku harus berjalan dengan sepatu
hak tinggi dengan paha yang tetap terikat.
"Mmmmppphhh......"
keluhku dengan tanpa semangat dan sangat lelah, akupun merasa di tuntun
ke sebuah tempat yang lebih hangat atau rumah di mana kurasa ada
seorang gadis yang akan melepaskan ikatan dan sumpalan mulutku. Mataku
yang masih tertutup pada akhirnya dilepas, Sejenak aku panik tak bisa
menggerak-gerakkan tangan yang sudah tidak diikat berhari-hari,
merasakan cahaya memasuki pandanganku. Gadis itu berbicara kata-kata
yang tidak ku mengerti, namun kelihatannya dia menyemangatiku sambil
tersenyum dan menuntunku ke kamar mandi. Gadis itu melepaskan sepatuku
yang terus menempel di kakiku sejak aku diculik kemudian memijit-mijit
pundak dan leherku, "aaarrghhhh......." nikmatku ketika tubuhku
tersiramkan air hangat dari shower, sambil menyabuninya. Wow. Ini sangat
menyegarkan bagiku setelah hampir seminggu diikat dan sehabis
perjalanan panjang, setelah bermandi air hangat, Gadis itu memberikan
aku pakaian dalaman merah untuk dikenakan, lalu digamitnya tangan kiriku
dan dituntunnya kedalam ruangan dingin dengan ACnya terlihat ada matras
terhampar di ruangan ini dengan satu bantal kecil, layaknya ruang pijat
ya itu adalah Ruangan Pemijatan. WOW! Aku dapat pijat gratis, aku
bersukacita dalam pijatan Shiatsu yang terkenal itu. Karena lelah dengan
keberadaannya selama seminggu diculik maka tanpa disadari akupun
tertidur semalaman menikmati pijatan-pijatan di tubuhku setelah
perjalanan yang melelahkan.
****
Ketika
aku terbangun, tubuhku seperti berayun-ayun, aku merasakan kembali
ketidak berdayaan dengan tali-tali yang membatasi pergerakanku. Bahkan
tubuhku sudah tergantung dalam ketinggian 2 meter, Hiii... rasanya aku
takut jatuh, bagaimana kalau aku jatuh dalam keadaan terbelenggu
seperti ini?
Aku
sedang dalam ruangan yang beralaskan matras, dan berkaca besar. Di
dalam ruangan aquarium itu ada 2 perempuan lagi yang berkondisi serupa
denganku, bule jika melihat wajahnya walaupun berambut hitam. Terikat
ber busana lengkap dan bersepatu seperti halnya aku kini berpakaian
lengkap dengan sepatu yang setia menempel di tubuhku sejak aku pertama
kali di culik. Ada seorang lagi terikat hogtied yaitu tali di kaki dan
tangannya disambung pendek, kelihatannya dia orang Asia. Samar-samar
kulihat ada bayangan orang yang sedang melihat kedalam ruangan di mana
aku terikat. Tak pelak lagi, ruangan itu adalah bak aquarium buat para
lelaki menikmati kami di dalamnya. Aku berusaha menyamankan diriku yang
terikat tergantung, posisiku tidak lebih baik dari perempuan bule tadi
namun serupa dengan perempuan Asia di ruangan ini.
"Iraa,...
Ira,.....! kalau sejak SMA kamu sudah menerima cintaku, kamu pasti
bahagia dan tidak jadi begini..." sebuah suara terdengar menyapaku. Aku
terkejut mendengar bahasa Indonesia dan lebih terkejut lagi dengan apa
yang disampaikannya. Akupun terayun-ayun meronta-ronta mencari asal
suara tadi dan hasilnya sungguh mengejutkanku. Itu adalah Paul, teman
SMAku yang aku tahu sangat menyukaiku sejak dulu dan dia ada di negeri
ini dan menculikku?
"Kamu
sudah aku culik dari rumahmu, setelah aku sehari sebelumnya aku
menculik sahabatmu Anne. Aku berhasil menyekapmu selama 2 hari, ketika
aku mencarimu, ternyata kamu berhasil melarikan diri. Tiga hari lamanya
aku mencarimu, dan akhirnya aku menemukanmu terikat di sebuah pohon
dengan keadaan yang lebih mengenaskan akibat kamu melarikan diri dariku.
Tahukah kamu, Mas Bayumu akhirnya hanya bisa mene bus dan membawa Anne
pulang, dan ketika aku menemukanmu, aku membawamu ke sini di Bangkok
Thai land, karena ada boss besar langgananku ingin menyewamu dan kini
akulah yang memilikimu sekarang, ha... ha...ha...haaa....!! Kamu menjadi
sex slaveku, dan aku akan untung besar!! Ha ha ha ha haaa..!!!"jelas
Paul yang membuat aku semakin takut.
"mmmmppphhhhhhh.....!!!!"
aku meronta-ronta dengan hebat, sehebat jantungku yang berdebar-debar
kencang ketakutan, dalam ruangan kaca bak aquarium, terikat erat,
seperti ikan yang baru ditangkap meron ta-ronta menunggu di eksekusi.
waktu berjalan sangat lamban, apalagi Mas Bayu telah berhasil menebus
Anne tapi bukan aku, rasa sedih, kecewa dan takut semakin membelengguku
karena kini aku jauh di negeri orang, tanpa ada kesempatan lagi bagiku
untuk membebaskan diri. Aku ditinggalkan seorang diri di aquarium yang
seolah-olah diperuntukkan untukku. Tak jauh dari tempatku digantung ada
sebuah laptop dengan speak er, dari sanalah asal suara musik itu
sepertinya sebuah lagu Jepang sepertinya diramaikan dengan suara
mmmppphhhh dan bahasa Jepang, layaknya sebuah soundtrack film bondage
Jepang. Dari komputer itu, ku lihat adegan seorang gadis Jepang, China
atau entah Korea sedang digarap oleh seorang Pangeran.
Tak
lama kemudian Paul kembali membawa sebuah kamera, kamera digital
rupanya dan mengambil beberapa photo diriku dalam keadaan terikat erat,
membuat rasa penasaranku tumbuh.
"Apa
yang akan Paul lakukan? Dia mengambil photoku, mau menjual photoku?
Atau mempublikasikan dan nantinya mengancamku 10 tahun kemudian?" aku
curiga. Setelah kurang lebih 50 photo dibuat dalam keadaannya
tergantung di langit-langit, akupun diturunkannya dan dipindahkan ke
atas matras yang biasa dipakai yoga, kini lebih sering lagi suara kamera
yang membidik tubuhku yang terikat diselingi suara protes ku yang
terdengar "mmmmppphhhhh...." Paul sibuk mengitari tubuhku yang terikat
erat dan terus membidikku dengan kamera digital. Tali yang mengikat
tangankupun dihubungkan dengan kakiku, jadilah aku terikat dalam posisi
hogtied, namun karen aku rajin latihan yoga, jadi tubuhku secara lentur
bisa mengikuti posisi yang kelihatannya diinginkan. Beberapa detik
kemudian mataku ditutupnya dengan kain, Kurasakan ada dua langkah yang
berbeda dengan langkah Paul,... mereka kelihatannya berbisik-bisik
sesuatu,... sedang negosiasi rupanya dan sangat terdengar alot. Aku
tidak tahu persis apa yang sedang mereka omongkan. Apakah itu
tawar-menawar,... rupanya layaknya tender,... Tender mencapai penawaran
tinggi untuk mendapatkan tubuh yang tak berdaya ini menjadi budak nafsu.
Ditentukanlah siapa penawaran tertinggi ditandai dengan tawa puas sang
pemenang tender. Kurasakan uang berpindah tangan di sekitarku.
"Bagaimana
dia menjualku? Aku dijualnya kepada siapa? Siapa sih pembeli yang
psycho ini? Kapan aku akan di bawa ? Bagaimana dengan photo photoku yang
telah di ambil? Apakah aku akan kembali? Apakah aku bisa mengalami
orgasme dengan orang? Atau cuma Vibrator? Apakah aku akan di jual ke
Jepang? Bagaimana dengan gadis Jepang yang aku lihat di video dalam
komputer itu? Menjadi budak nafsu berkali-kali dalam posisi ikat yang
sangat tidak mungkin itu?" Sejuta kecemasan menyelimuti pikiranku dan
"MMMMPPPHHHHH!! mmpppphhhhh ermmmmmm ermmmm uurrggghhh!!" tanpa terasa
aku mengalami orgasme, aku merasa basah di selangkanganku kala semua
kecemasan itu muncul. Mereka tidak boleh tahu kalau aku malah terangsang
dengan pikiran pikiranku itu, TIDAK!!
Sementara
Paul memainkan perannya dengan baik, sementara aku tidak tahu apa yang
terjadi dengan saat ini aku hanya bisa mereka reka. Tercium olehku harum
stroberi memenuhi ruangan, Dengan keadaan terikat, mulut tersumpal dan
mata tertutup, daya ciumku menjadi sangat sensitif dan dapat mencium bau
keringat yang sudah menetes. Sebelum aku benar-benar menyadari
sepenuhnya apa yang terjadi, ternyata itu adalah harum kondom yang baru
saja di buka. Lalu aku merasakan benda yang besar memasuki vaginaku yang
nyaris koyak dan masih terasa nyerinya ketika dimasukkan ranting pohon
sebelumnya namun kali ini sebuah penis mungkin milik Paul telah masuk ke
vaginaku dengan aroma stroberi, dia kurasa menggoyang-goyangkan
pinggangku dengan tubuh lemas tak berdaya ini hanya bisa mengikuti
kemauannya dan
"mmmmppphhhhh....."
aku mengerang dan tak bisa ku sembunyikan rasa nikmat tadi meski telah
berkali-kali aku diperkosa dan rasanya lebih dari 30 kali aku diperkosa
dan menjadi budak nafsu para lelaki, hati ini menolak dan memberontak
tetapi tubuhku ini seperti sangat merindukan perlakuan ini.
"AAARRGGGHHHHH.......!!!!"
suara itu memecah keheningan layaknya monster hijau jelek mengerang
puas setelah memperkosa gadis Jepang yang tidak berdaya.
Konon
setelah menyaksikan gadis tak berdaya yang telah diperkosa berkali-kali
dan terlihat puas, kelihatannya sang pembelipun membayarkan sejumlah
uang kepada Paul.
"Satu
minggu saja.....dia tidak bisa ngaceng, kamu cuma diikat saja selama di
sana" kurasakan bisikan Paul lembut ditelingaku seolah menenangkanku.
"Apa,...!!??" "Apa itu berarti aku akan terikat lagi dalam seminggu? Apa cuma diikat, nggak ada apa-apa lagi?"
Aku merasa gelap dengan apa yang akan terjadi satu minggu kedepan.
"Bagaimana
dengan kerjaanku? Bagaimana kalau mereka mencari ke rumahku? Tagihanku
belum terbayarkan, khususnya tagihan handphoneku, akan membuat aku tak
bisa terhubungi,.... kesempatan untuk melarikan diri, bila aku tahu di
mana sekarang handpohone Blackberryku?" Teringat aku akan acara televisi
favoriteku yang sebelum aku dibawa, aku masih melihat episode
sebelumnya. Adegan terakhir yang sempat kulihat adalah adegan penculikan
Shireen Sungkar dan sudah memasuki episode menegangkan di akhir minggu
ini,... "Bagaimana aku kehilangan episode akhir itu? Bagaimana juga
dengan akhir dari penculikanku ini? Bagaimana aku bisa membebaskan
diri?" bau yang menyengat dan melemahkan syaraf itu membuat aku tak
sadarkan diri....
Dua
jam lebih dalam perjalanan ku rasakan dengan kendaraan sejenis jeep
sepertinya. Aku sudah sangat lelah dengan perkosaan Paul, ku rasakan
kini aku berpakaian dan dalam keadaan mataku yang tertutup sejak
pemotretan dan pemerkosaan, kendaraan yang membawaku berhenti dan
tubuhku diangkat dibopong keluar dari kendaraan yang membawaku entah
sejak kapan kini tanganku terikat kedepan, dan di antara kedua tangan
dan kakiku diselipkan bambu besar, dan tangan dan kakinya jadi terikat
menggantung di bambu besar itu. Betapa sakit rasanya ikatan di tangan
dan kakiku ini ketika tergantung terikat pada tanganku di bambu yang
membawaku. Sekilas aku membayangkan diriku seperti korban buruan yang
sering dia lihat di film-film Afrika, dengan tangan dan kaki terikat
pada bambu, lalu digotong oleh dua orang.
Ketika
tiba dalam ruangan yang kelihatannya tertutup aku merasa tubuhku
diturunkan,... dan aku dibantu untuk berdiri dan dibersihkan oleh
tangan-tangan lembut. Kelihatannya itu tangan seorang gadis. Tali-tali
yang mengikat kaki dan tangankupun akhirnya dilepaskan, dan terakhir
kain yang menutup mataku dilepas. Tanganku mengusap usap bilur – bilur
bekas ikatan tali di pergelangan tanganku. Setelah tubuhku dibersihkan,
mereka memakaikan aku pakaian khas Thailand, pakaian pramugari Thai
Airways berwarna hijau, hanya memang tanpa selendang yang menempel di
tubuhnya, dan kembali kurasakan pijatan enak itu, seolah ingin membantu
menghilangkan penat dan lelah di tubuh ini. Seseorang kemudin
menghampiriku berbicara Bahasa Inggris kepadaku, ternyata dia adalah
Prince Satitpong anggota keluarga Kerajaan yang membeliku sebagai budak
nafsunya selama satu minggu.
"Do
not even try to escape because it's in a wild place out here - there's
no place to escape. There are lots of prostitutes around, and if you're
caught by a gangster or pimp, they will keep you as a free prostitute
too. Even if you escape, you can't speak Thai.The police are all under
my control. So behave and relax because tomorrow you will get tortured
by me for one week". demikian peringatan dari Prince Satitpong.
Segera setelah pijatan enak dirasakan, rasanya seperti lulur, dan akpun kembali tertidur karena tubuh yang sangat lelah.
*****
Keesokan paginya, aku terbangun dengan suara-suara yang membangunkanku,
"Ikat Ikat...!!" katanya.
"Wah,
mereka menguasai bahasaku sedikit..." tanpa sadar aku tersenyum mungkin
sudah lama aku tidak tersenyum sejak diculik diperkosa dan akhirnya
tiba di negeri ini. Mereka juga terlihat tersenyum ramah, entah karena
mereka senang ungkapan mereka dapat dimengerti atau mereka senyum untuk
apa yang akan aku alami setelah ini aku tidak tahu. Mereka memakaikan
aku blus putih berkerah Shanghai dengan kancing bungkus yang berbaris
dari atas ke bawah, yang cukup ketat di tubuhku yang tidak kurus lagi
tanoa memakaikan Bra bahkan panties di tubuhku, "Student Shirt" kata
mereka dengan rok mini hitam ketat, sambil ditunjukkannya sebuah photo
Gadis Thai berseragam sekolah dan dipakaikan kepadaku, dan dikancingnya
dengan rapih dari atas kebawah kemudian menarik tanganku di belakang dan
diikat erat dengan tali nylon. Kemudian mereka memakaikan stocking
warna kulit di kakiku dan sepatu highhells hitam, sepatu yang ada ban
menghubungkan kedua mata kakiku mirip dengan sepatu yang kumiliki.
Kemudian mereka mendandani layaknya Gadis sekolahan dari Thailand,
serupa dengan photo yang tadi ditunjukkan. Usai dandan, mereka menuntun
ke ruangan bawah tanah di mana sayup-sayup terdengar tangisan atau
keluhan seorang gadis.
"Jaaangaaan...sakiiittt...! lepaskaaann....!! " suara itu makin jelas dan itu ada orang Indonesia rupanya.
Astaga!
Ini adalah bilik dan sel di ruangan bawah tanah. Ada 3 gadis dalam sel
bawah tanah ini, yang satu diatas tempat tidur tengah dengan tangan
terikat dengan lakban kebelakang sedang berlutut diatas kasur, ada
tulisan lipstik dipunggungnya dengan tulisan "MILA" mungkin itu namanya,
pikirku, disebelah kirinya, gadis yang dua lagi tergeletak di tempat
tidur lain dalam keadaan terikat hogtied, kakinya yang terikat
dihubungkan dengan tangannya yang juga terikat dan berbusana lengkap
termasuk bersepatu seperti yang kupakai. Mata Mila ditutup dengan kain
sutra biru, rambutnya hitam panjang dengan model poni manis yang
menutupi dahinya. Dia terlihat cukup sexy berkulit bersih putih dengan
lipstik pink seperti buah stroberi yang siap di santap. Milaa mengenakan
stocking putih dengan sepatu hitam seperti yang akua pakai pula.
Pakaiannya lumayan ketat sehingga payudaranya menyembul keluar.
Prince
Satitpong tiba di bilik tersebut, serta merta ingin memuaskan nafsunya
kepada Mila di tempat tidur, Prince kelihatannya sangat terangsang
dengan keberadaan Mila sambil berkata "rogol rogol mari". Sementara
Mila sudah cukup terangsang dan basah, terbukti vibratornya sudah
terjatuh di samping tempat tidurnya. Satitpong mendorong Mila ke tempat
tidur hingga payudaranya semakin terlihat. Prince kemudian merobek
stocking putih Mila, mencium payudara Mila sebelah kiri dengan suara
yang nyaring Sllrrupp ssllrruppp... mmm.
Aku
dalam keadaan tangan terikat kebelakang hanya duduk menyaksikan sambil
berharap dalam hati "rogol dia... sedap mesti rogol habis" bak suporter
Prince. Namun tiba-tiba dia gempar dan berteriak marah. Benar kata Paul.
Satitpong tidak punya "rogol power" alias dia tidak bisa 'ngaceng'
Prince
Satitpong mengambil cambuk yang terletak disudut tempat tidur dan mulai
mencambuki Mila hingga dia teriak "pleaseeee stop". Mila kelihatannya
cukup pengalaman dan menikmati cambukan yang dideranya ditubuhnya yang
sintal. Sebagian tubuhnya terlihat nikmat dengan keringatnya berkilau
dalam ruangan terang benderang. Tentu mata Mila masih tertutup dan
tidak akan tahu bahwa kilaunya memberi rangsangan dan seperti siap
diperkosa lagi. Prince memunggut vibrator yang jatuh tadi dan
memasukkannya di antara selangkangan Mila, menggetarkannya dengan level
tinggi. Mila meronta gemetar seperti ikan kecil dan dimulutnya bergumam
suara seperti "ppprrr mrrr... mmhh" pastinya dia merasakan gelinjang
yang cukup hebat karena cairan membasah dan mengalir malalui pahanya.
Dengan lembut Prince Satitpong mengeringkan cairan yang membaur dengan
keringat di sekujur tubuhnya sambil berkata
"Good fuck haa...? Good fuck".
Seakan
mendapat rangsangan baru, Prince Satitpong mengambil tubuhku yang juga
terikat dengan pakaian seragam sekolah Thailand ke tempat tidur sebelah
kanan Mila yang berkilau. Mila sudah terkulai lemas, entah karena lelah
melayani Prince Satitpong, atau orgasme, atau kurang tidur, atau
kedua-duanya, nikmat dan sakit yang hanya dia yang tahu. Sejenak aku
merasa agak iri dengan Mila, dan tanpa sadar bergumam
"Good
fuck...." "Ooopss.... APA YANG AKU KATAKAN?!" aku terkejut sendiri.
Prince Satitpong tak kalah terkejut dan membelalakkan matanya, Aku tak
habis pikir, yang dipikirkanku terungkap dalam kata, maklum selama ini
mulutku di sumpal lakban, namun kini keadaannya berbeda.
"Ohh.. you want good fuck. Not like friend Mila. Good fuck using vibrator" lanjut Prince
"You
dress as young Thai high school student. Good first fuck. Virgin fuck"
satu persatu kancing baju Shanghai yang dikenakanku dilepas, terlihat
kulit putihku dengan bra yang sewarna dengan kulit tubuhku.
"Now
you will give good suck. Later you get good fuck. So good suck now"
kata sang Prince Satitpong. Prince Saitpong menduduki tubuhku yang
terbaring di tempat tidur dan memasukkan penisnya ke mulutku,
"ugh......"
bagian yang paling tidak kuiinginkan terjadi. Aku menahan aroma yang
tidak enak dan terpaksa mulai mengisapnya dan mengisapnya. Prince
Satitpongpun terus mengerang, namun aku tak khawatir Prince tidak akan
ngaceng jadi dengan terpaksa dan tidak berdaya kuisap terus menerus.
Erangan Prince semakin menjadi-jadi, sementara aku dengan dengan tekun
mengisapnya dengan kecepatan sedang dan tiba tiba CCRRROOOOTTTT.....!!
tumpahlah sperma Prince Satitpong kedalam kerongkonganku tanpa tanda
tanda peringatan. Prince Satitpong telah berhasil mengeluarkannya sampai
menyebar ke bagian bawah wajahku di pundak dan bagian leherku jadi
belepotan.
"Aaaaccchhhh......!"
aku menatap ke kananku dengan rasa kesal dan ketidak-puasan, di sisiku
ada Prince Satitpong terkulai lemas dan beristirahat disampingku yang
dalam keadaan tangan terikat beberapa menit lamanya dalam kepuasan. Satu
jam kemudian ku lihat Prince Satitpong terbangun dengan kepuasan
maksimal, dengan lembut dia membersihkan bekas sperma yang belepotan di
bagian leherku dan pundak atasnya. Kemudian pelayan istana kembali
merapihkan pakaianku yang terbuka,.. dengan telaten di kancingnya blus
putih yang kupakai, kemudian mulutku kembali disumpal lakban,
selangkanganku diselipi vibrator yang tersedia di dalam kamar itu.
Kakikupun diikat jadi satu. Dalam keadaan terikat aku didudukan di
kursi berroda dan didorong dimasukkan dalam sel bawah tanah tak jauh
dari situ dalam keadaan terikat tubuhku diangkat keatas tempat tidur
yang ada di dalam sel tersebut.
Siang
itu Satitpong kembali dan mengunjungiku dalam sel, menyaksikan aku yang
menderita penasaran dengan karena aku tidak mencapai apa-apa.
Meringkuklah aku di sel bak tahanan dalam keadaan terikat dan vibrator
yang menyala, entah sudah berapa kali aku mengalami orgasme sepenjang
siang itu, dibantu vibrator yang tadi dipasangkan. sorenya gadis yang
ditugasi melayani budak nafsu seperti Mila, aku dan yang lainnya datang
ke sel sel mereka, waktunya makan. Mereka dengan telaten melepaskan
stocking yang menyumpal dan mengikat kami para tawanan dan dengan
sabarnya mereka menyuapi kami. Di sel seberang sana kulihat Mila juga
sedang disuap di beri makan. Tetap dalam keadaan terikat sangatlah
cukup pelayan istana maupun gadis-gadis yang ditugasi khusus merawat
para tawanan budak seks Prince Satitpong, sehingga tangan kami tidak
perlu dilepas. Itulah pengalaman hari pertamaku dalam masa penjualan
kepada keluarga Kerajaan Thailand. Malam itu aku tertidur dalam ikatan,
tidak seperti hari kedatanganku, ketika aku menikmati istirahat dengan
normalnya, kali ini aku harus bisa tidur dalam keadaan tangan yang
terikat erat kebelakang, memakai busana seragam Thai student tentunya
dengan kaki yang terikat jadi satu. Mulutku tidak disumpal karena toh
tidak akan bisa meminta tolong di kerajaan itu.
Pagi
itu datanglah gadis gadis pelayan itu kedalam selnya dan melepaskan
ikatan-ikatan yang melilit di pergelangan tangan dan kakiku. Lalu aku
digamit dan dituntun keluar dari selnya,.. kata mereka "Mandi,..."
lagi-lagi aku terkejut dan tersenyum mengetahui mereka menggunakan
bahasaku. Mereka melepas semua baju yang menempel di tubuhku, juga
sepatu yang dipakaikan padaku sejak kemarin pagi, lalu mengikat tanganku
ke atas tali-talinya disambungkan dan dikaitkan ke langit langit kamar
mandi. Tersiramlah air hangat membasahi tubuhku. Mandi yang sangat
nikmat dan kurasakan sabun dioleskan keseluruh tubuhku dan dia merasakan
tangan-tangan gadis-gadis itu memijit tubuhnya yang lelah dan pegal
akibat diikat sepanjang pagi dan malam. Sungguh kenikmatan yang sangat
saat mandi dan dimandikan, saat keramas aku merasa seperti di creambath
karena kepala dan pundaknya mengalami pijatan-pijatan yang
menyegarkan.Lalu rambutku dikeringkan dengan hair dryer dan hilang sudah
rasa pegal yang kurasakan selama sepanjang hari kemarin terikat erat.
Gadis-gadis yang melayaniku datang menghampiriku dengan membawa lagi
pakaian seperti seragam pramugari Thai Airways, pakaian yang bertangan
setengah panjang, dengan kancing bungkus di muka dan tidak berkerah,
kali ini berwarna ungu. Bedanya jika pramugari Thai Airways memakai rok
panjang dengan belahan dari paha kebawah, maka aku dipakaikan rok ketat
dalam ukuran mini dan tidak dipakaikan selendang seperti layaknya
pramugari Thai Airways. Kembali aku harus mengenakan pakaianku untuk
hari ini, dibantu gadis-gadis pelayanku, tak lupa sepatu yang kupakai
kemarin kembali dipakaikan di kakiku.
"Ikat,...
Ikat...?!" kembali mereka mengatakan itu padaku, kali ini aku sudah
tidak kaget lagi namun tetap mem berikan senyuman manis sebagai
apresiasi terhadap gadis-gadis itu. Lalu aku letakkan tanganku di bela
kang, menyilang di pinggangku, kemudian salah satu dari gadis itu
mengeluarkan tali nylon dan mengikat nya dengan erat dan kali ini sisa
tali di tariknya keatas dan dililitkannya mengitari payudaraku di atas
dan di bawahnya.
"uurrghh....!"
keluhku sedikit meronta merasakan eratnya ikatan yang dilakukan oleh
gadis pelayan tadi. Sekarang tanganku sudah terikat tak berdaya,. aku
menyiapkan diri untuk dibawa ke sel tempatnya tadi. Lalu gadis-gadis itu
menutup mataku dengan kain hitam dan dituntunnya aku menuju ke suatu
tempat. Kurasa aku tidak di bawa ke sel tempatku di sekap melainkan ke
sebuah ruangan di mana Prince Satitpong sudah menung gunya. Kain yang
menutup matanya dilepaskan. Aku sangat terkejutnya, menyadari aku tidak
dibawa ke sel tempatku melainkan di sebuah ruangan dengan tata ruang
khas istana Thailand. Aku lihat ada papan / tiang berbentuk Y terbalik
dan ada yang berbentuk X. Di tiang yang berbentuk X Mila sudah ada
disitu dalam keadan terikat dengan pakaian lingerie warna hitam dan
bersepatu. Kemudian gadis-gadis itu membawa Mila ke tiang yang
berbentuk huruf Y terbalik itu. Tubuhku yang sudah terikat, diikatkannya
lagi ke tiang itu. Kakiku diikatkan mengangkang ke kaki tiang Y
terbalik itu.
"uurrghh....!"
kurasakan tubuhku tidak dapat digerakkan sama sekali. Lalu pengawal
Prince Satitpong membe kap mulutku dengan saputangan sehingga aku tidak
dapat bersuara.
"eemmmmppphhhh...... mmmmppphhhhh........!!"
"mmmmppphhhh......
mmmmppphhhhh........!!"jerit Mila ketika dirasakan cambuk telah
menghujam tubuhnya, bersahut-sahutan dengan suaraku yang juga
menjerit-jerit ketika cambuk mendera tubuhnya. Kira-kira satu jam
lamanya Mila & aku menerima cambukan yang penuh rangsangan lalu
sejenak mereka berdua ditinggalkan terikat di ruang eksekusi itu.
Berjam-jam aku dan Mila dalam keadaan lemas hanya bisa menanti apa yang
akan dialami lagi oleh kami. Kelihatannya semalaman kami hanya dibiarkan
terikat di tiang itu dan hanya di cambuk. Dan akupun tertidur dalam
keadaan seperti itu.
Keesokan
harinya mereka membangunkan ku dan kurasakan ikatan di kakiku
dilepaskan, dan tanganku masih terikat kebelakang namun nampaknya aku
sudah dilepaskan dari tiang, mataku masih ditutup dengan kain hitam dan
aku dituntun dibuat berlutut bertumpu lututku diganjal sesuatu
sepertinya bantal. Entah apa mak sudnya aku disuruh berlutut. Kemudian
kurasakan ada sesuatu benda yang berusaha dimasukkan ke mulutku. itu
adalah Penis
Prince
Satitpong kelihatannya menghendakiku supaya aku mengoral penisnya.
Seketika aku sempat menolak dan memberontak tapi mereka itu terus
memaksaku dan penisnya terus dijejalkan ke mulutku. dengan sangat
terpaksa aku turuti kemauannya sambil mengulum penisnya, aku berlinangan
air mata kurasakan penutup mataku basah. Aku terpaksa terus mengulumnya
mau muntah rasanya. Aku mengulum diujungnya saja, aku jijik! Tampaknya
Prince Satitpong itu tidak puas kalau aku mengulum penisnya di ujung aja
dipegangnya kepalaku kemudian ditancapkan dalam dalam penisnya masuk ke
mulutku sampai rasanya menyentuh tenggorokan, aku berulang kali
tersedak dan mau muntah tapi tidak diperdulikannya. Keluar suara
mendesis-desis dari mulutnya tampaknya Prince Satitpong itu keenakan
tapi tak keluar satu patah katapun dari mulutnya. Semakin lama semakin
kencang dia memaju mundurkan kepalaku sampai suatu saat dibenam kan
penisnya dalam dalam ke mulutku dan kurasakan meyembur kan cairan
sperma masuk dalam kemulutku. Segera aku berusaha menarik mulutku tapi
justru kepalaku semakin ditekan kepalaku. Penisnya terbenam lama
dimulutku, spermanya berusaha aku keluarkan bersama air liurku walaupun
sebagian ada yang tertelan. Asin! Rasanya sangat ji jik aku dibuatnya
aku telah diperbudaknya. Ditariknya penis itu dari mulutku dia
mengoles-oleskan ujung penisnya ke pipiku. Seke tika pipiku berlepotan
sisa2 spermanya. Bau spermapun menyergap hidungku amis! seperti bau
putih telur.
Aku
dibiarkan terkulai lemas di lantai, tanganku yang terikat erat mulai
terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lenganku terasa kaku dan
mati rasa.
Cukup
lama kemudian kurasakan ada yang menggamit lenganku, aku dibimbingnya
berdiri, lalu aku dibopong dalam perjalanan cukup lama dan berliku lalu
tubuhku dilemparkan ke kasur/ranjang. Kakiku di pentang lebar kemudian
kurasakan ada yang mengikat kedua pergelangan kakiku. Hari ketiga
berlangsung dengan penuh penderitaan bagiku, kembali aku dengan terpaksa
menelan sperma yang dimasukkan kemulutku. Oh apa lagi yang akan
dilakukan Prince Satitpong, aku menya dari tubuhku sudah menjadi
miliknya selama satu minggu karena aku sudah disewakan oleh Paul teman
SMA ku. Tali yang melilit mengikat kedua tanganku dilepaskan, ternyata
orang tersebut hanya bermaksud merubah posisi ikatanku aja karena
kurasakan kedua tanganku dipentangnya lebar lebar dan pergelangan
tanganku kembali terikat. Ganti tali rupanya, sakit di kedua lengan ku
berkurang karena sekarang lenganku lurus terpentang walaupun masih
terikat kuat. Jadi sekarang aku ter baring telentang di ranjang tangan
dan kakiku terpentang lebar dan terikat tak berdaya, mataku masih tetap
ditutup kain.
"Sleep tied ya not sleeptight...." gurau Prince Satitpong mengakhiri siksaanya padaku hari itu.
Hari
keempat aku disewakan oleh Paul ke Prince Satitpong, aku terbangun
dengan keadaan agak nyaman dengan kakiku di pentang lebar kemudian
kurasakan ada yang mengikat kedua pergelangan kakiku dengan kedua
tanganku yang terpentang lebar diikat diujung bagian atas tempat tidur
dimana aku dibaringkan, kusa dari mataku sudah tidak tertutup kain hitam
lagi dan aku tahu aku memang tidak bisa bergerak karena tali-tali yang
mengikatku di tempat tidur itu.
"Mandi,..."
kata gadis-gadis itu yang datang membuyarkan lamunanku, aku tersenyum
kepada mereka. Kemudian mereka melepaskan tali-tali yang mengikat
tanganku ke tempat tidur, lalu aku melepaskan sumpalan di mulutku
sementara mereka melepaskan tali-tali yang mengikat di pergelangan
kakiku semalaman di tempat tidur. Mereka melepas semua baju yang
menempel di tubuhku, juga sepatu yang dipakaikan padaku sejak kemarin
pagi, lalu mengikat tanganku ke atas tali-talinya disambungkan dan
dikaitkan ke langit langit kamar mandi. Tersiramlah air hangat membasahi
tubuhku. Mandi yang sangat nikmat dan kurasakan sabun dioleskan
keseluruh tubuhku dan dia merasakan tangan-tangan gadis-gadis itu
memijat tubuhku yang lelah dan pegal akibat diikat sepanjang pagi dan
malam. Sungguh kenikmatan yang sangat saat mandi setelah kira-kira 2
minggu tangan dan kakiku selalu terikat, sejak aku diculik Paul dari
rumahku Jumat malam,...
"Today
is Wednesday" ketika kutanyakan kepada Khun Lamai, sambil menyiapkan
tali-tali untuk mengikatku. Jika diingat ingat aku diculik Paul hari
Jumat malam, dan dua hari aku disekap lalu aku melarikan diri dan jatuh
ke tangan berandalan, hingga ditemukan lagi oleh Paul dalam dua hari,
lalu aku dibawa ke Thailand dan esoknya aku dijual ke keluarga kerajaan.
Sambil melamun aku letakkan tanganku di belakang, menyilang di
pinggangku, kemudian Khun Supawan mengeluarkan tali nylon dan
mengikatnya dengan erat dan kali ini sisa tali di tariknya keatas dan
dililitkannya mengitari payudaraku di atas dan di bawahnya.
"uurrghh....!"
keluhku sedikit meronta merasakan eratnya ikatan yang dilakukan oleh
gadis pelayan tadi. Sekarang tanganku sudah terikat tak berdaya,..
Kemudian Khun Lamai, memakaikan sepatuku, yang berwarna putih yang
kukenakan ketika aku diculik dari rumahku itu, kemudian sebuah vibrator
di masukkan ke selangkanganku masuk sedikit ke vaginaku dan akhirnya
kedua pergelangan kakiku, paha dan lututku terikat erat. Mulutku
dimasukkan bola tennis, kemudian disumpal dengan sapu tangan dan diikat
erat-erat ke tengkukku. Sulit rasanya aku untuk tetap berdiri kalau saja
Khun Supawan tidak memegangi tubuhku ini.
"mmmmppphhhhh......!!"
Khun Supawan mencubitku agar aku bersuara dan mereka mengetes suaraku
dalam sumpalan. Kemudian aku dibopong oleh salah satu pengawal istana
yang kekar itu, berjalan menuruni tangga jauh ke bawah rupanya aku akan
dikembalikan ke sel tempat ku disekap dan menunggu tindakan tindakan
yang diinginkannya itu.
"Today
will be your break day as Princess have honorary guest from Indonesia"
kata Khun Supawan dalam bahasa Inggris. Aku sungguh terkejut, siapakah
pejabat Indonesia yang akan mengunjungi istana ini? Bisakah mereka
membebaskan aku dan mungkin Mila. Bagaimana aku bisa membuat pejabat itu
tahu jika ada dua orang wanita Indonesia yang sedang disekap di sini?
Pertanyaan-pertanyaan yang timbul itu membuat diriku meronta-ronta,...
untunglah pengawal istana itu cukup kekar membopongku sehingga tidak
terjatuh. Ketika tiba di sel, kulihat selnya Mila kosong, di manakah
dia, pikirku. Aku kemudian didudukkan di sebuah kursi di dalam selku.
Tali-tali tambahan telah meliliti tubuhku menyatu dengan kursi di mana
aku didudukkan. "ugh....!!"dan aku merasakan tidak dapat bergerak
sedikitpun, kali ini. Khun Supawan, Khun Lamai dan penga wal itu keluar
dari selku, mereka menggembok pintu sel itu sehingga tidak ada yang bisa
masuk mau pun keluar, karena kunci di pegang oleh Khun Lamai. Sedikit
aku merasa lega karena hari ini aku tidak diapa-apakan,... namun dugaan
itu salah, Khun Supawan datang dengan seorang pria kerajaan yang besar
badannya.
"The
Palace Head has the authority from Prince to not let you alone..."
kata-kata Khun Supawan mengejutkan ku. Tinggallah aku berdua didalam
selku dengan pria yang konon kepala Istana itu. Kepala istana itu
melepas kan tubuhku dari tali yang melilit ke kursi dan aku
ditelungkupkan di tempat tidur. Tanganku tetap terikat erat di belakang,
kakiku dilipat dan diikatkan pada paha dan lututku lalu
"emm....mmmhhh.........eemmmpphhhh..........eeemmmmppphhhhhh......."
jeritku merasakan sakit yang amat hebat ketika kurasakan penis masuk
dengan susah payah ke lubang anusku. Rasa ngilu yang hebat kurasakan
saat Kepala istana itu mengocok-ngocokkan penisnya di lubang anusku.
Lalu aku pun tak sadarkan diri... Sementara pingsan, entah berapa kali
aku diperkosa, tentunya aku tidak tahu, karena aku siuman dalam keadaan
sedang diperkosa oleh kepala istana dan pengawal-pengawalnya itu.
Sejenak mereka membiarkan aku yang lemas dan lelah, mungkin mereka juga
kecapaian memperkosaku, sampai akhirnya nafsu para pengawal istana itu
kembali muncul dan mereka kembali maju bersamaan. Kali ini aku sudah
sangat lemas dan tidak mampu berontak sama sekali, karena sudah tidak
mempunyai tenaga lagi. Aku hanya terdiam dan membiarkan tubuhku
mengikuti saja gerakan pemerkosanya seperti boneka yang sedang
dipermainkan beramai-ramai. Kepala Istana dan para pengawalnya kini ada
sepuluh orang kembali memperkosa vagina dan anusku yang sudah terasa
lebih longgar setelah dimasuki banyak penis berkali-kali. Aku dipaksanya
untuk mengulum dan menjilati penis mereka, dan menelan semua sperma
yang disemburkan ke dalam mulutku. Bahkan lebih sadis lagi, aku
merasakan diperkosa oleh tiga orang sekaligus yang memasukkan penisnya
ke mulut, vagina dan anusku secara bersamaan,Hingga tiba waktunya makan,
Khun Lamai membuka selku dan membiarkan para pengawal dan Kepala istana
keluar meninggalkan aku yang sudah berantakan, sebelumnya mereka
mengangkatku dan kembali mendudukkanku di kursi, dengan keadaanku yang
terikat mengangkang, karena betis dan pahaku terikat melipat lututku.
Khun Supawan menyusul masuk ke selku kemudian dia merapihkan tubuhku,
menyisir rambutku dan memperbaiki make upku dan lipstikku yang meluntur
akibat air liur yang menetes terus karena mulutku disumpal menganga
memakai bola tenis. Sumpalan bola tenis itu dilepaskan, dengan selembar
tissue mereka melap air liur di daguku. Lalu aku disuapinya makanan,
sebuah sup tom yang gong yang asam pedas di suapkan padaku. Saat itu aku
merasakan kesemutan yang sangat hebat, dan tanganku mulai mati rasa
akibat terikat berhari-hari. Seolah tahu apa yang kurasakan Khun Lamai,
berinisiatif memijat-pijat pundakku yang terasa amat pegal. Sementara
Khun Supawan menyuapiku,.. aahh,... enak rasanya pijatan dan makanan
yang kusantap. Keadaan ini jauh lebih baik dari ketika aku di culik Paul
maupun ketika aku jatuh ke tangan berandalan-berandalan itu.
Sore
itu Prince Satitpong menyempatkan diri mengunjungiku dalam sel,
menyaksikan aku yang menderita akibat digarap oleh kepala istana dan
para pengawal. Meringkuklah aku di sel bak tahanan dalam keadaan terikat
dan vibrator yang menyala, entah sudah berapa kali aku mengalami
orgasme sepanjang siang itu, dibantu vibrator yang tadi dipasangkan.
Malamnya Khun Lamai yang ditugasi melayani budak nafsu seperti aku
datang mengunjungiku, waktunya makan malam. Mereka dengan telaten
melepaskan segala yang menyumpal dan mengikat kami para tawanan dan
dengan sabarnya mereka menyuapi kami, namun di sel seberang sana tidak
kulihat Mila lalu
"Mila...??" saat makan kutanyakan pada Khun Supawan.
"She is free from today!" sahut Khun Supawan.
"Ooohh....?" ujarku heran bercampur iri
Malam
itu kembali aku tidur dengan tangan yang terikat kebelakang. Dan kaki
yang terlipat, dengan lutut yang terikat erat, aku harus bisa tidur
dalam keadaan tangan yang terikat erat kebelakang, memakai busana
seragam Pramugari Thai Airways dengan kaki yang terikat. Mulutku tidak
disumpal karena toh tidak akan bisa meminta tolong di kerajaan itu. Aku
membayangkan Mila yang sudah dibebaskan, entah di mana dia sekarang?
Memasuki
hari kelima aku disewakan oleh Paul ke Prince Satitpong, aku terbangun
dengan keadaan agak pegal-pegal dan kaku di tangan, pundak, dan kakiku
dan aku tahu aku memang tidak bisa bergerak karena tali-tali yang
mengikatku di tempat tidur itu.
"Mandi,..."
Khun Supawan menyapaku dan membuyarkan lamunanku, aku tersenyum kepada
mereka. Sementara Khun Lamai melepaskan tali-tali yang mengikat
tanganku ke tempat tidur, lalu aku melepaskan sumpal an di mulutku
sementara mereka melepaskan tali-tali yang mengikat di lutut kakiku
semalaman di tempat tidur. Mereka melepas semua baju yang menempel di
tubuhku, juga sepatu yang dipakaikan padaku sejak kemarin pagi,
dibawanya aku ke kamar mandi disebelah selku lalu Khun Supawan mengikat
tanganku ke depan ke tempat shower diletakkan. Tersiramlah air hangat
membasahi tubuhku. Mandi yang sangat nikmat dan kurasakan sabun
dioleskan keseluruh tubuhku dan aku merasakan tangan-tangan gadis-gadis
itu memijat tubuhku yang lelah dan pegal akibat diikat sepanjang pagi
dan malam. Sungguh satu-satunya kenikmatan kurasakan saat mandi setelah
kira-kira 2 minggu tangan dan kakiku selalu terikat, sejak aku diculik
Paul dari rumahku Jumat malam,...
"Today
is Prince Kosin's birthday, and you will be Princess Satitpong birthday
gift to his brother" kata Khun Supawan dalam bahasa Inggris sambil
memakaikan aku blus putih berkerah Shanghai dengan kancing bungkus yang
berbaris dari atas ke bawah, yang cukup ketat di tubuhku yang tidak
kurus lagi, "Student Shirt" kata Khun Supawan dengan rok mini hitam
ketat, dan dipakaikan kepadaku, dan dikancingnya dengan rapih dari atas
kebawah kemudian menarik tanganku di belakang dan diikat erat dengan
tali nylon. Kemudian mereka kaus kaki putih setinggi lutut di kakiku dan
sepatu highhells hitam, sepatu yang pernah kupakai di hari-hari
pertamaku di Thailand, ada ban menghubungkan kedua mata kakiku mirip
dengan sepatu yang kumiliki. Kemudian mereka mendandani layaknya Gadis
sekolahan dari Thailand, serupa dengan photo yang tadi ditunjukkan.
"Ikat...."
ujar Khun Lamai, sambil melamun akupun meletakkan tanganku di belakang,
menyilang di pinggangku, kemudian Khun Supawan mengeluarkan tali nylon
dan mengikatnya dengan erat dan kali ini sisa tali di tariknya keatas
dan dililitkannya mengitari payudaraku di atas dan di bawahnya.
"uurrghh....!"
keluhku sedikit meronta merasakan eratnya ikatan yang dilakukan oleh
Khun Lamai. Sekarang tanganku sudah terikat tak berdaya, mereka kemudian
mengikat erat kakiku menjadi satu, dan kini aku laksana putri duyung
dengan ketidak berdayaanku. Setelah tubuhku terikat semua dan mulutku di
sumpal oleh kain yang mengikat ke tengkukku, kemudian Khun Lamai,
membawa pita besar dan mengikatkan nya pada tubuhku,menyerupai sebuah
bingkisan kado. Kemudian terakhir mataku ditutup dengan kain hitam dan
kurasakan tubuhku diangkat di masukkan ke sebuah box besar yang tadi
sempat kuli
hat
terletak di depan selku. Gelap dan tak berdaya rasanya dengan mata
tertutup, mulut disumpal lakban dan tangan dan kaki yang terikat. Aku
merasa box tempatku berada bergerak dan berjalan cukup memakan waktu.
Hingga terdengar keramaian layaknya sebuah pesta, box yang membawaku
berhenti disuatu tempat. Khun Lamai membuka box itu untuk memberi nafas
sedikit padaku. Hingga kemudian seseorang masuk dan melepaskan kain yang
menutup mataku. Pandangan mataku tertuju pada seorang Prince yang
ganteng serupa dengan aktor Chou Yung Fat, itulah Prince Kosin rupanya.
Dengan tenang dia mengangkatku keluar dari dalam box dan meletakkan
dengan lembut di tempat tidur yang besar dan mewah. Dibukanya pita yang
mengikat di tubuhku, tinggallah tubuhku yang terikat erat menantikan apa
yang akan terjadi pada diriku.
"Thai student huh,... how so sweet you are" ucap Prince Kosin memujiku.
"eemmmmppphhhh........!!" sahutku tidak jelas
Pelan-pelan
kurasakan penis merangsang vaginaku dan masuk dengan paksa kedalamnya.
Rupanya kakiku su dah tidak terikat jadi satu, namun kurasa masih ada
tali-tali yang melilit di pergelangan kakiku Tak kusadari keluar
lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan
marah akupun meronta-ronta dengan hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan
ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku
bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Kancing baju seragam
"Thai Student" yang dipakaikan padaku sudah terbuka dan payudaraku
kelihatannya sudah menantang siapapun yang melihatnya. Tampak nya
Princes Kosin yang memperkosaku tahu kalau aku mulai terangsang,
selanjutnya di masukan ta ngannya dan klitorisku di pilinnya dengan
lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
"mmmmppphhhh.....!!"
aku meronta-ronta panik sambil kulejang-lejangkan kakiku, tapi itu
malah membuat penisnya semakin menyeruak masuk ke dalam liang vaginaku.
Dia tetap memperkosaku, memompa vaginaku dengan ganas sambil mulutnya
tak henti hentinya menjilati payudaraku saat tiba-tiba dia berhenti dan
mele nguh keras, aku sadar dia akan orgasme di dalam liang vaginaku dia
memelukku sekuat-kuatnya saat kurasa kan cairan spermanya memenuhi
liang rahimku. Aku masih merasakan penis yang besar keluar masuk keluar
masuk keluar masuk di vaginaku. Tak sadar keluar lenguh an dari mulutku
yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun meronta-ronta
dengan hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan
tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku
menggoyang-goyangkan daerah kema luanku. Tampaknya orang yang
memperkosaku tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan ta
ngannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan
lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
"emm....mmmhhh.........eemmmpphhhh..........eeemmmmppphhhhhh......."
Prince Kosin rupanya piawai dalam sex, kemudian kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
"eemmmppphhhh............emh.......emmpphh.........emmppphhhh...."
Aku
semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku
dikulum disedot sedot. Tiba tiba, masih dengan tangan yang terikat erat
kebelakang, dan mulut disumpal dengan lakban, aku merasa kan tangan
tangan jahil mulai menjelajahi betis dan pahaku. Aku meronta-ronta
melawan rasa nikmat ini yang menjalar di tubuhku. Ini adalah kali
pertama aku menikmati sex di lingkungan kerajaan ini. Kemudian kurasakan
mulutku dilepaskan sumpalannya dan tubuhku kurasakan diangkat dan
dibuat berlutut bertumpu lututku diganjal sesuatu sepertinya bantal.
Entah maksudnya apa aku disuruh berlutut. Kemudian kurasakan ada
sesuatu benda yang berusaha dimasukkan ke mulutku. dan itu adalah
Penis!
Prince
Kosin kelihatannya menghendakiku supaya aku mengoral penisnya. Seketika
aku sempat memberontak tapi dia itu terus memaksaku dan menjejalkan
penisnya ke mulutku. dengan sangat terpaksa aku turuti kemauannya sambil
mengulum penisnya, aku berlinangan air mata kurasakan penutup mataku
basah. Aku terpaksa terus mengulumnya mau muntah rasany.! Tampaknya
Prince Kosin itu tidak puas kalau aku mengu lum penisnya di ujung aja
dipegangnya kepalaku kemudian ditancapkan dalam dalam penisnya masuk ke
mulutku sampai rasanya menyentuh tenggorokan, aku berulang kali tersedak
dan mau muntah tapi tidak diperdulikannya. Keluar suara mendesis-desis
dari mulutnya tampaknya Prince Kosin itu keenakan tapi tak keluar satu
patah katapun dari mulutnya. Semakin lama semakin kencang dia memaju
mundurkan kepalaku sampai suatu saat dibenam kan penisnya dalam dalam ke
mulutku dan kurasakan meyembur kan cairan sper ma masuk dalam
kemulutku. Segera aku berusaha menarik mulutku tapi justru kepalaku
semakin ditekan kepalaku. Penisnya terbenam lama dimulutku, spermanya
berusaha aku keluarkan bersama air liurku walau pun sebagian ada yang
tertelan. Asin...! Ditariknya penis itu dari mulutku dia
mengoles-oleskan ujung penis nya ke pipiku. Seketika pipiku berlepotan
sisa2 spermanya. Bau spermapun menyergap hidungku amis! seperti bau
putih telur. Serasa aku ingin muntah rasanya. Bau amis sperma menusuk
hidungku dan aku dibiarkan terkulai lemas di lantai, tangan ku yang
terikat erat mulai terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lengan
ku terasa kaku dan mati rasa.
Hari
itu kurasakan hari terbaik dari rententan hal yang terburuk yang sudah
kualami, aku diculik dan ternyata oleh Paul, teman SMAku dari rumahku
Jumat malam sebelum Mas Bayu pulang, dua hari kira-kira aku disekap
bersama Anne sahabatku, dan aku sempat berhasil melarikan diri dalam
keadaan tangan terikat dan mulut yang dilakban, lalu jatuh ke tangan
pemuda berandalan, di mana aku dijadikan pemuas nafsu mereka, kemu dian
ditinggalkan mereka dengan diikat di sebuah pohon di taman, lalu
lagi-lagi bukan pertolongan yang kuda pat, aku kembali diperkosa oleh
kurang lebih 15 orang dan salah satu dai mereka melukai vaginaku dengan
dahan ranting yang dimasukkan kedalam vaginaku, hingga tak kuasa
menahan sakit akupun pingsan. Dan kusa dari ketika aku dalam pesawat,
aku sudah jatuh ke tangan Paul dan di bawa ke Thailand dan disewakan
seba gai budak sex di Kerajaan Thailand. Ditengah lamunan dalam keadaan
terikat tak berdaya dan tak dapat meli hat, box tempatku kembali
diletakkan oleh Prince Kosin kurasakan kembali bergerak..sementara ada
saputa ngan dengan bau yang melemahkan syaraf membuat aku pun tidak
sadarkan diri.
Saat
siuman saat kurasakan ada tangan-tangan yang memijat-mijat pundak,
leher dan punggungku, "aarghh..." rupanya tangan dan kakiku sudah tidak
terikat lagi, dan aku merasa dalam ruangan mewah dingin dengan ACnya
terlihat ada matras terhampar di ruangan ini dengan satu bantal kecil,
layaknya ruang pijat ya itu ada lah Ruangan Pemijatan. WOW! Aku dapat
pijat gratis, aku nikmati pijatan Shiatsu yang terkenal itu. Karena
lelah dengan ke beradaannya selama hampir dua minggu diculik maka tanpa
disadari akupun tertidur sema laman sembari me nikmati pijatan-pijatan
di tubuhku setelah segala yang melelahkan telah terjadi padaku.
Pagi
itu datang, sebagaimana pagi-pagi yang lalu, menurut hitunganku ini
adalah hari ke enam aku disekap di istana kerajaan Thailand. Seperti
biasa khun Lamai, membangunkan aku dan bersama dengan Khun Supawan, aku
digiringnya ke kamar mandi dan kembali menikmati mandi layaknya Spa
dengan air hangat dan pijatan-pijatan yang seolah memperbaiki kondisi
tubuhku yang sangat lelah akibat terikat setiap hari. Setelah mandi aku
hanya di kenakan bathrobe berbahan handuk tanpa bra maupun panties,
sepereti biasanya sejak aku di istana tidak pernah dipakaikan baju
dalam, lalu aku dituntun kembali ke selku. Berbeda dengan hari-hari
sebelumnya tanganku tidak lagi diikat ke belakang, mereka memasangkan
rantai dan borgol membelenggu kedua tanganku di depan, kemudian setelah
memakaikan sepatuku yang putih, kakikupun dirantainya namun masih bisa
berjalan pelan-pelan. Melalui khun Supawan, aku mengetahui bahwa hari
ini aku masih dalam kekuasaan Prince Kosin. Siang itu Khun Lamai
mendatangi selku dan memberi aku makanan, kembali aku menikmati menu
istana untuk para tawanan. Namun sampai hari menjelang sore, aku masih
saja meringkuk dalam selku dengan rantai yang meliliti tubuhku dan
tanganku yang agak nyaman karena diborgol ke depan, sampai akhir nya
khun Supawan di dampingi salah seorang pengawal mendatangi selku. Khun
Supawan mem bawa cukup banyak tali temali, melepaskan bathrobe yang
kukenakan dari pagi setelah sebelumnya mendan dani aku, memakaikan aku
bedak, foundation, eye shadow, lipstick dan lain sebagainya, kemudian
kembali tanganku diikat ke belakang menyilang di pinggangku. Tidak ada
kostum yang dipakaikan padaku hari ini, aku hanya berbalut tali-tali
yang mengikatku. Khun Supawan, di bantu pengawal yang mendampinginya
setelah mengikat tanganku ke belakang, lalu melilitkan talinya di bagian
bawah payudaraku, lenganku dan bagian atas payudara ku, seolah
membentuk tali penopang pagi payudaraku. Ketatnya simpul yang dibuat
membuat tanpa sadar "ugh...." aku melenguh karena kurasa ikatan tali
hari ini lebih erat dan ketat dari sebelumnya. CRREETT ! ada suara
lakban disobek dan kusadari lakban itu telah menempel erat di mulutku
"eeemmmmppphhhh....!!"
suaraku setelah dicubit oleh khun Supawan, rupanya dia kembali mengecek
hasil sumpalannya. Tubuhkupun dalam keadaan terikat kembali ditutupi
bathrobe yang sejak tadi pagi kupakai, dan setelah mereka menutup
mataku dengan kain putih, aku digamitnya berjalan keluar dari sel
tempatku ditawan.
"Mau
dibawa kemana lagi aku....?" pikirku; di dalam ketidak tahuanku aku
berjalan menaiki tangga dan sampai disebuah ruangan dan kurasakan
ruangan itu cukup ramai. Lalu aku merasa dibaringkan di sebuah dipan
yang miring, tubuhkupun diikatkan ke dipan itu, dan kakiku dibuat
terbuka dan diikatkan terpisah dan mengangkang. Kurasakan ada
cambukan-canbukan kecil di payudaraku dan dipinggangku.
"eemmmppphhhhh.......!!
aku mengerang kesakitan. Tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang masuk ke
vaginaku, dan aku pastikan itu penis yang masuk keluar masuk keluar
merangsang libidoku dan kemudian mengeluarkan spermanya di liang
rahimku.. kemudian kurasakan ada penis lain yang masuk ke dalam
vaginaku, masuk keluar masuk keluar masuk.... aarghhh... sungguh
kurasakan derita dalam kenikmatan terus menerus dan berulang-ulang.
Rupanya kembali aku digilir dan diperkosa di dalam istana kerajaan dalam
keadaan yang sungguh tak berdaya dan saking lelahnya diperkosa akupun
tak sadarkan diri.
****
Ketika
aku siuman, aku mendapatkan diriku masih digilir dan diperkosa, entah
sudah berapa kali aku diperko sa aku tidak tahu apa lagi selama aku tak
sadarkan diri. Rasa ngilu di vaginaku merasuki aku begitu dalam sete lah
berkali-kali diperkosa sepanjang siang itu dan kembali aku tidak
sadarkan diri, tak kuat mena han semua derita yang kurasakan.
Hari
kelihatannya sudah senja ketika aku sadarkan diri, aku mendapatkan
diriku kini berada di sel tempatku di sekap dengan tali-temali yang
setia melilit di tubuhku. Mataku sudah dapat melihat, namun mulutku
masih disumpal, aku dapati diriku tak berbusana terikat dan telungkup di
tempat tidur dengan kaki dan tanganku terhubung dengan tali. Khun
Supawan memasuki selku dan memberikan pijatan relaksasi tanpa membuka
tali-tali yang mengikatku. Namun pijatan tetaplah pijatan, yang
memperbaiki otot-otot pundakku akibat pegal karena tanganku terikat erat
kebelakang. Menurut cerita Khun Supawan, tadi itu sebagai bagian dari
perayaan ulang tahun Prince Kosin, seluruh kerabat kerajaan menikmati
tubuhku dan telah memperkosaku, aku tidak terlalu heran, karena waktuku
di istana ini semakin dekat ke akhir masa sewa. Nikmatnya pijatan Khun
Lamai membuaiku dan terlelap.
Memasuki
hari terakhirku yang disewakan oleh Paul ke Prince Satitpong, aku
terbangun dengan keadaan agak pegal-pegal dan kaku di tangan, pundak,
dan kakiku dan aku tahu aku memang tidak bisa bergerak karena tali-tali
yang mengikatku di tempat tidur itu rasa agak kedinginan karena tadi
malam aku tertidurtanpa selembar busanapun.
"Mandi,..."
Khun Supawan menyapaku dan membuyarkan lamunanku, aku tersenyum kepada
mereka. Sementara Khun Lamai melepaskan tali-tali yang mengikat
tanganku ke tempat tidur, lalu aku melepaskan sumpalan di mulutku
sementara mereka melepaskan tali-tali yang mengikat di kakiku semalaman
di tempat tidur. Mereka melepas sepatu yang dipakaikan padaku sejak
kemarin pagi, dibawanya aku ke kamar mandi disebelah selku lalu Khun
Supawan mengikat tanganku ke depan ke tempat shower diletakkan.
Tersiramlah air hangat membasahi tubuhku. Mandi yang sangat nikmat dan
kurasakan sabun dioleskan keseluruh tubuhku dan aku merasakan
tangan-tangan gadis-gadis itu memijat tubuhku yang lelah dan pegal
akibat diikat sepan jang pagi dan malam. Sungguh satu-satunya kenikmatan
kurasakan saat mandi setelah kira-kira 2 minggu tangan dan kakiku
selalu terikat, sejak aku diculik Paul dari rumahku Jumat malam,...
PEMBESAR PENIS
BalasHapusOBAT PEMBESAR
OBAT PEMBESAR PENIS
CARA PEMBESAR PENIS
PEMBESAR PENIS ALAMI
RAMUAN PEMBESAR PENIS
MINYAK PEMBESAR PENIS
PEMBESAR PENIS KLG
PEMBESAR PENIS VIMAX
ALAT PEMBESAR VITAL
JUAL PEMBESAR PENIS
TOKO SOLO
LINTAH HITAM PAPUA
MINYAK LINTAH PAPUA
OBAT PEMBESAR ALAT VITAL PRIA
KLG
KLG OBAT PEMBESAR PENIS
OBAT PEMBESAR PENIS KLG
DISTRIBUTOR KLG
OBAT KLG ASLI
PEMBESAR PENIS PERMANEN